UNS Pecahkan Rekor Muri Buat Gerabah Peserta Terbanyak

whatsapp-image-2016-11-07-at-21-35-20-2
Sri Widayati, Eksekutif Muri menyerahkan penghargaan rekor Pembuatan Gerabah Dengan Peserta Terbanyak kepada Dekan FIB, Riyadi Santosa.

Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat yang dibentuk serta dibakar dan digunakan sebagai peralatan sehari-hari maupun sebagai hiasan, seperti kendi dan belanga. Gerabah pada awalnya merupakan alat-alat dapur yang digunakan untuk memasak, namun seiring perkembangan dunia seni, gerabah kini berevolusi menjadi hiasan dan kerajinan tangan, tidak hanya sebagai alat dapur. Dalam rangka kenalkan gerabah pada masyarakat, Program D3 Usaha Perjalanan Wisata bersama HMP Formadgata (Forum Mahasiswa D3 Usaha Perjalanan Wisata) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta gelar event akbar “Pemecahan Rekor MURI: Pembuatan Gerabah Dengan Peserta Terbanyak” di Pendopo Javanologi UNS, Minggu (6/11/2016).

Pecahkan Rekor Muri

Museum Rekor Indonesia (Muri) anugerahkan Piagam Penghargaan Museum Rekor Indonesia ke-7696 kepada Program D3 Usaha Perjalanan Wisata FIB UNS atas pemecahan rekor baru melalui kegiatan membuat gerabah dengan jumlah peserta terbanyak, yakni 787 peserta. Kegiatan ini diikuti oleh masyarakat umum, siswa SMP, SMA dan mahasiswa yang berasal dari Provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta.  Rekor ini merupakan pertama kali diberikan pada mahasiswa. Rekor sebelumnya dipegang oleh pelajar taman kanak-kanak dan PAUD. Sedangkan di Magelang, penghargaan rekor hanya diberikan atas pembuatan gerabah terbanyak yakni 1450 buah, namun hanya dengan 70 peserta. Eksekutif Manajer Muri Sri Wijayati mengungkapkan bahwa kegiatan pembuatan gerabah secara massal ini merupakan kegiatan yang bagus karena mampu memberikan penjelasan dan pengetahuan tentang cara pembuatan dan manfaat gerabah. “Generasi muda zaman sekarang minim sekali pengetahuan tentang kerajinan tradisional seperti gerabah ini. Lagi pula gerabah ini lebih baik digunakan dibandingkan bahan-bahan yang mengandung melamin atau zat kimia,” paparnya.

whatsapp-image-2016-11-07-at-21-35-20-3
Pemecahan rekor baru melalui kegiatan membuat gerabah dengan jumlah peserta terbanyak diikuti 787 peserta.

Melalui tema yang diusung yakni “Imajinasi Gerabah Nusantara”, acara ini kenalkan kembali kerajinan gerabah kepada generasi muda dengan cara yang santai dan menyenangkan.  Ketua Panitia Acara Pembuatan Gerabah Muhammad Nasikul menjelaskan gerabah sangat asik dan unik untuk dipelajari. “Orang kalau sudah pegang tanah liat, dia bakal asik sendiri, mau dibuat apa saja jadi gayeng. Kami ingin membawa kembali dunia gerabah nusantara agar bisa dikenal lagi,” jelasnya. Peserta diberi kebebasan membentuk gerabah sesuai dengan kreativitas masing-masing dalam waktu 90 menit. Gerabah yang dibuat dapat dibawa pulang maupun diserahkan kepada panitia untuk dibakar. “Harapannya supaya gerabah bisa jadi salah satu nilai unik dari Kota Surakarta,” tutup Nasikul.

Menarik Perhatian Mahasiswa Asing

Tak hanya peserta dari Indonesia, acara pembuatan gerabah massal ini juga diikuti oleh mahasiswa asing. Jeon Hyobin dan Leizel Duhaylungsod adalah di antaranya. Hyobin, mahasiswa dari Korea Selatan mengaku sangat senang mengikuti acara ini karena mengingatkan kerajinan gerabah yang ada di kampung halaman. Di Korea Selatan gerabah banyak ditemui di daerah pedesaan. Senada dengan Hyobin, Leizel juga mengaku bahwa di daerah asalnya, Filipina, juga ada gerabah meskipun teknik pembuatannya berbeda dengan di Indonesia.

whatsapp-image-2016-11-07-at-21-35-20
Jeon Hyobin mencoba membuat gerabah dengan teknik putaran miring. Teknik tersebut telah diakui sebagai kearifan lokal Dukuh Pagerjurang, Desa Melikan, Bayat, Klaten.

UNS sendiri sebelumnya pernah memperoleh Rekor MURI, antara lain mengajar terlama tanpa teks 24 non-stop jam oleh dosen UNS, Guntur Riyanto; membaca puisi estafet terlama selama 100 jam non-stop oleh Fakultas Sastra dan Seni Rupa di tahun 2008; maraton robot dengan lintasan terpanjang 1103 meter di tahun 2011; pembuatan Peta NKRI dengan media batik terbesar yaitu 6×12 meter oleh mahasiswa Geografi di tahun 2013; serta yang terbaru adalah juggling shuttlecock dengan 7.795 peserta di tahun 2016.[](anggiayu.red.uns.ac.id)

 

Skip to content