Seminar tentang Pengajaran Bahasa Inggris: Kepercayaan Diri Siswa adalah Prioritas Utama

UNS – Sudah sejak lama bahasa Inggris dianggap sebagai bahasa yang paling penting untuk dipelajari karena banyaknya sumber informasi yang ditulis dalam bahasa Inggris. Begitulah yang disampaikan Hamish Lokhu, pembicara pada seminar internasional bertajuk “The Power of Storytelling & Debating in ELT”, yang diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Sebelas Maret (UNS) pada Senin (13/2/2017).

Terkait dengan pentingnya bahasa Inggris, saat ini para guru dituntut untuk dapat menguasai berbagai metode untuk pengajaran bahasa Inggris seperti storytelling dan debating. Hal tersebut dipaparkan oleh empat pembicara dalam seminar: Hamish Lokhu, Shalia McCall, Olivia Kinney, dan Quin Nelson. Guru-guru diharapkan untuk terus mampu mengikuti perkembangan dunia pendidikan dengan persaingannya yang semakin ketat, seperti yang disampaikan Munawir, Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS, pada pidato pembukaannya.

“Karena perkembangan dunia pendidikan semakin kompetitif, guru-guru harus mampu memahami dan menguasai wawasan global. Melalui seminar ini, yang juga merupakan upaya UNS menuju World Class University, kami berharap munculnya karya tulis ilmiah yang layak untuk dipublikasi dalam jurnal internasional,” kata Munawir.

 

Peserta seminar memperhatikan presentasi dari Hamish Lokhu

Hamish Lokhu menjelaskan bahwa melalui storytelling, siswa dapat memperkaya kosakata mereka. Dengan menghubungkan storytelling dan public speaking, Shalia McCall menyebutkan bahwa kepercayaan diri siswa adalah hal yang penting.

“Aspek terpenting dari storytelling adalah hiburan, dan untuk menghibur, kita harus merasa nyaman di atas panggung. Itulah bagian pokok dari kepercayaan diri,” jelas McCall.

Olivia Kinney memberikan presentasi yang menghibur dalam seminar

Untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa, Olivia Kinney beranggapan bahwa hal tersebut dapat ditingkatkan dengan meminta mereka berbicara dengan satu sama lain sebelum melakukan mini debating di depan para siswa lainnya. Selanjutnya, Quin Nelson menambahkan bahwa siswa juga harus memiliki rasa percaya diri dalam aktivitas debating. Ia memberikan sejumlah saran kepada para guru terkait kepercayaan diri siswa.

“Saya ingin Anda sekalian berpikiran bahwa sebagai guru, Anda sekalian wajib menciptakan lingkungan yang sangat positif dan dapat memberikan dorongan bagi siswa. Debating sangatlah bermanfaat karena melalui kegiatan tersebut siswa dapat mengekspresikan diri mereka,” tutup Nelson. (Eleonora Padmasta/Hfz)

Skip to content