UNS Luncurkan Prodi Hubungan Internasional

Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS. secara resmi meluncurkan program studi (prodi) Hubungan Interasional pada acara Seminar Nasional Sosialisasi Perkembangan Hubungan Kerjasama ASEAN dengan Mitra Wicara ASEAN dan Launching Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Sebelas Maret di Ruang Sidang II Gedung Rektorat UNS, Senin (16/7/2012). Dalam acara itu juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara UNS Solo dengan Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN Kemenlu RI.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Wardhana menyampaikan, pihaknya siap membantu dalam hal pengadaan tenaga pengajar atau dosen tamu bagi Prodi baru S-1 Hubungan Internasional (HI) di UNS. “Kemenlu siap kirimkan tenaga profesional sebagai dosen tamu di UNS baik dalam konteks ilmu HI maupun lainnya,” ungkap Wardhana dalam sambutannya.

Dia menjelaskan, HI merupakan disiplin ilmu yang penting diera globalisasi. Ia menyarankan kepada UNS agar lebih memperkuat komitmennya dalam mengembangkan HI. Penguatan komitmen dimulai dari pelaksanaan pendidikan, SDM, dan pengelolaan mengingat kondisi internasional yang semakin kompleks.

Wardhana berpendapat, diplomasi yang efektif memang memerlukan peranan partisipan yang kuat termasuk di dalamnya peran perguruan tinggi. “Diplomasi yang aktif itu dengan mengikuti isu-isu global dan Indonesia terus berkarya dalam menjembatani perbedaan bangsa dan menyelesaikan segala permasalahan. Upaya ini tidak hanya di forum PBB tetapi juga G-20,” ujarnya.

Dengan adanya prodi HI di UNS dan penandatanganan MoU antara UNS dengan Ditjen Kerjasama ASEAN Kemenlu RI, hubungan kedua belah pihak bisa berkembang di masa mendatang. “Saat ini memang baru konteks UNS dengan Ditjen Kerjasama ASEAN tetapi diharapkan juga mencakup unit-unit kerja lainnya. Sebab, politik luar negeri itu kompleks dan luas,” kata dia.

Sementara itu, Ravik Karsidi mengungkapkan bahwa pada tahun ajaran pertamanya ini, peminat prodi baru S-1 HI UNS sudah menembus lebih dari 600 orang dengan kuota penerimaan berjumlah 50 orang. Dia menilai bahwa dengan adanya Asean Community pada 2015 mendatang justru akan memberi keuntungan pada perguruan tinggi, utamanya hubungan antarperguruan tinggi di ASEAN. Dengan ini akan memberikan dampak positif bagi prodi baru tersebut.[]

Skip to content