Prodi Pendidikan Biologi UNS Bahas Zona Merah Satwa Indonesia di Tengah Pandemi

UNS – Pandemi Covid-19 yang sudah 3 bulan terakhir melanda tidak hanya berdampak pada kehidupan manusia, tetapi juga kehidupan satwa di kebun binatang. Oleh karena itu, Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas maret (UNS) Surakarta mengadakan webinar pada Sabtu (30/5/2020) untuk menilik keadaan satwa yang ada di kebun binatang maupun Taman Nasional. Dalam acara ini, Pendidikan Biologi UNS mengundang Jarot Wahyudi, M.URP. dari Taman Nasional Gunung Merbabu dan Bimo Wahyu, M.Si. selaku Direktur Utama Taman satwa Taru Jurug (TSTJ) Surakarta.

Tema yang diusung pada webinar ini yaitu Zona Merah Satwa Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19. Acara dimulai pada pukul 09.30 dan diikuti oleh sekitar 450 peserta aktif dari 29 provinsi melalui aplikasi Zoom Meeting.

Kepala Program Studi Pendidikan Biologi, Dr. Muzzazinah sangat mengapresiasi seluruh peserta yang sudah bergabung dalam webinar.

“Kami sampaikan terima kasih kepada seluruh peserta yang telah antusias mendaftar. Total peserta yang mendaftar sebanyak 684 peserta dari berbagai instansi di 29 provinsi. Kemudian kegiatan ini juga diikuti oleh 7 Taman Nasional yang ada di Indonesia,” sambutnya.

Perubahan yang terjadi selama pandemi di TSTJ Surakarta disampaikan oleh Bimo Wahyu, M.Si. selaku Direktur Utama TSTJ Surakarta. Sejak Kota Solo ditetapkan dalam status Kejadian Luar Biasa (KLB) Covid-19, TSTJ pun ikut menghentikan aktivitas dari wisatawan. Hal ini berdampak pada biaya operasional yang meliputi pemenuhan pakan bagi satwa yang ada di sana.
Bimo Wahyu mengatakan bahwa salah satu langkah yang ditempuh oleh TSTJ dalam pemenuhan biaya operasional yakni bekerjasama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta.

“Pada bulan Maret sampai April, kami masih bisa bertahan, tapi bulan Mei kami sudah mulai terseok-seok. Akhirnya kami berkoordinasi dengan Pemkot, pihak Pemkot akan membantu pakan satwa sebesar 100 juta pada bulan Mei hingga Juli. Kebutuhan kami sebesar 120 juta, kekurangannya kami lakukan dengan mengkampanyekan melalui media massa agar masyarakat membantu dalam pemberian pakan, selain itu kami juga melakukan penjualan tiket di muka,” jelasnya.

Pemberian pakan tersebut dapat berupa barang maupun transfer dalam bentuk uang kepada TSTJ. Per-tanggal 31 Mei, TSTJ akan menutup sementara donasi pakan satwa karena akan berfokus pada penjualan tiket dimuka. Hingga saat ini, jumlah tiket yang sudah terjual sebanyak 50.000 tiket yang dapat digunakan hingga Desember 2021.

“Kami tutup dulu sementara karena pemenuhan pakan pada bulan Mei hingga September sudah terpenuhi, hal tersebut karena antusiasme masyarakat dalam memberikan bantuan. Kalau tidak ditutup, kami khawatir misal ada masyarakat yang mengirim telur padahal kebutuhan telur sudah cukup hingga September, seperti itu,” imbuhnya.

Kemudian materi yang dibawakan oleh Jarot Wahyudi, M.URP. mengusung topik “Pengelolaan Satwa Liar kawasan In-Situ di tengah Pandemi Covid-19”. Jarot mengungkapkan bahwa Taman Nasional (TN) Gunung Merbabu menutup seluruh kawasan sejak 15 Maret lalu.

“Sejak pandemi, pengelolaan satwa liar tentu mengalami perubahan. Pada saat pandemi, langkah yang kami tempuh yaitu membatasi jumlah dan jangkauan lokasi dalam survei atau inventarisasi, memonitoring objek wisata, zero pengunjung dan Sarana Prasarana, kami juga melakukan berbagai kegiatan secara daring seperti pengisian kuesioner dan webinar,” jelasnya.

Selain itu, pemanfaatan teknologi juga senantiasa TN Gunung Merbabu lakukan dalam pengelolaan satwa liar. Jarot menambahkan bahwa pemanfaatan database satwa liar sangat membantu dalam proses pengelolaan.

“Kami melakukan rekap data simeru setiap pegawai lapangan, baik pengendali ekosistem hutan, polisi hutan maupun penyuluh kehutanan. Tidak lupa selalu ada laporan kejadian/perjumpaan satwa tiap akhir bulan. Lalu kami juga memanfaatkan teknologi seperti memaksimalkan aplikasi simeru bagi petugas lapangan, monitoring CCTV, serta melakukan Resort Based Management sesuai tipologi setiap resort pengelolaan,” paparnya.

Berdasarkan materi yang disampaikan, dampak dari Pandemi Covid-19 ini juga dirasakan oleh kehidupan satwa yang ada. Terlebih bagi satwa di kebun binatang yang anggarannya semakin terbatas karena operasional berhenti sejak 3 bulan yang lalu. Selain mengadakan webinar, Prodi Pendidikan Biologi UNS juga turut membantu donasi pakan bagi satwa di TSTJ. Pada 13 Mei lalu, UNS juga memberikan bantuan berupa uang tunai yang diserahkan langsung oleh Rektor UNS, Prof. Jamal Wiwoho. Humas UNS/Bayu

Skip to content