UNS BISA Membangun Era Revolusi Digital

HILDA-FEB-UNS

LIKE AND SHARE link: Mehilda Rosdaliva. FEB-UNS. 2015.

Budaya memiliki pengaruh besar di setiap dimensi kehidupan termasuk perkembangan ekonomi. Poin penting dalam budaya kita yang terlupakan adalah “Rasa Percaya Diri”. Percaya Diri untuk mengandalkan kemampuan yang kita miliki, UNS miliki, dan juga INDONESIA punyai.

Peluang Indonesia di Era Revolusi Digital. Ekonomi dan Teknologi. Ada proses pengambilan keputusan, tekad nasional dan pilihan masyarakat disana!. Pilihan dan pengambilan keputusan itu yang membentuk gaya konsumsi dan produksi masyarakat. Keyakinan, kepercayaan diri dan semangat kerja dalam upaya mewujudkan visi dan misi UNS merupakan salah satu faktor utama dalam pembuatan video ini.

Pemakaian uang kartal memang memiliki kendala dalam hal efisiensi. Hal itu bisa terjadi karena cash handling terbilang mahal dan inefisiensi dalam waktu pembayaran . Hal itu belum lagi memperhitungkan peluang besarnya tindak kriminal dan praktik korupsi. Kita semua tahu kasus faktur pajak bodong RAS yang juga terindikasi melakukan tindak pidana pencucian uang. September 2015. Kemudian ada Kasus Suap Adriansyah, Praktik Korupsi yang Mencuat Jelang Pilkada. April 2015.

Perkembangan IT baru dimanfaatkan sebagai media komunikasi dan sosial belum sebagai instrumen utama dalam transaksi keuangan. Menurut DBS group research dalam pdf berjudul Sink or Swim – Business Impact of Digital Technology, Asian Insights Office / June 18, 2014 Memperlihatkan grafik penggunaan Internet baik melalui dekstop maupun mobile phone mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Hilda-FEB-UNS-001
Hilda-FEB-UNS-002

Dijelaskan pula bahwa untuk situs terpopuler diantaranya adalah YouTube, Facebook dan Twitter. Bahkan, pengguna facebook mencapai 1.2 billion di tahun 2013. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menyatakan pengguna Internet di Indonesia hingga Mei 2014 telah mencapai 82 juta orang. Dengan capaian tersebut, Indonesia berada pada peringkat ke-8 di dunia.

Perkembangan teknologi saat ini bagaikan dua mata pisau yang perlu mendapatkan perhatian khusus dari semua elemen. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466 pulau yang memungkinkan untuk lebih mudah menggunakan transaksi non tunai daripada tunai. Populasi penduduk pun mencapai 255.993.674 jiwa (sekitar 255 Juta jiwa) atau sekitar 3,5% dari keseluruhan jumlah penduduk dunia.

Hilda-FEB-UNS-003

Ketika mekanisme pembayaran dituntut untuk selalu mengakomodir setiap kebutuhan masyarakat dalam hal perpindahan dana secara cepat, aman dan efisien, maka inovasi-inovasi teknologi pembayaran diperlukan.

Tanggal 14 Agustus 2014 secara resmi Gubernur Bank Indonesia mencanangkan “Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT)”. Bank Indonesia menerapkan empat prinsip kebijakan sistem pembayaran, yakni keamanan, efisiensi, kesetaraan akses dan perlindungan konsumen. Pertumbuhan perkembangan transaksi non tunai secara card based dan electronic based di Indonesia dari segi nilai transaksi per hari, transaksi dengan menggunakan kartu debit mendominasi dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,5 triliun/hari pada tahun 2010. Nilai ini meningkat menjadi Rp 8,9 triliun/hari per September 2014. Sementara untuk uang elektronik nilai rata-rata transaksi per hari pada periode yang sama yakni dari Rp1,9 miliar/hari pada tahun 2010 menjadi Rp6,9 miliar/hari per September 2014. Dari segi pertumbuhan, nilai transaksi per hari dengan uang elektronik tercatat mengalami pertumbuhan tertinggi yakni hingga 4 kali lipat dari tahun 2010 hingga tahun 2013. Sementara itu, pertumbuhan transaksi per hari dengan menggunakan kartu mencapai 2 kali lipat pada periode yang sama.

Hilda-FEB-UNS-004

Dibandingkan negara-negara ASIA, penggunaan transaksi pembayaran berbasis elektronik yang dilakukan masyarakat Indonesia relatif masih rendah, sementara dengan kondisi geografi dan jumlah populasi yang besar, masih terdapat potensi yang cukup besar untuk perluasan akses layanan sistem pembayaran di Indonesia. Tersedianya berbagai fasilitas kemudahan yang semakin tiada batas, inilah solusinya:

1. Fasilitasi transaksi non tunai oleh lembaga keuangan di Indonesia. Seperti, bank umum, bank perkreditan rakyat, bank syariah, pasar modal, pasar uang dan valas, sewa guna usaha, anjak piutang, modal ventura, asuransi, pegadaian, dan dana pensiun.

2. Kebijakan elektronik budgeting oleh pemerintah pusat maupun daerah. Program penguatan struktur lembaga keuangan nasional dengan jalan meningkatkan linkage program antara pemerintah dan lembaga keuangan. Pemerintah pusat bisa memfasilitasi pembentukan fasilitas cashless society bersama untuk daerah.

3. Kerjasama antar negara dalam bentuk elektronic payment trading. Sebagai program peningkatan kualitas manajemen dan operasional lembaga keuangan melalui peningkatan Good Corporate Gorvenance. Kualitas manajemen risiko meningkat. Selain itu, hal tersebut mendorong lembaga keuangan untuk melakukan sharing penggunaan fasilitas operasional guna menekan biaya.

Outcome yang akan di dapatkan adalah peningkatan transaksi non tunai untuk mengurangi tingkat kriminalitas dan korupsi dan efisiensi serta efektifitas transaksi dan sistem pembayaran di Indonesia.

Asia akan mendominasi posisi ekonomi dunia seperti revolusi industri yang terjadi 300 tahun yang lalu. Terdapat tujuh negara yang diidentifikasi sebagai pemimpin dalam Abad Asia ini, diantaranya adalah RRC, India, Indonesia, Jepang, Republik Korea, Thailand dan Malaysia. (Asian Development Bank, 2011).

Mampukah Kita? Tentu!! Asal kita berusaha!
UNS BISA!
INDONESIA BISA!
Karena AKU untuk BANGSAKU!

[red.uns.ac.id]

Skip to content