Awardee GC Berbagi Kisah dan Kiat Tembus Program UNS Global Challenge

UNS – Unit Pelaksana Teknis (UPT) Layanan Internasional Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar online talkshow bertajuk ‘50 Global Challengers’ pada Kamis (23/5/2020) siang. Online talkshow tersebut digelar sebagai acara penutup dari rangkaian kegiatan penggalangan donasi yang diiniasi UPT Layanan Internasional UNS dengan menjual e-book berisikan tulisan inspiratif dari 50 awardee UNS Global Challenge (GC) yang hasilnya akan sepenuhnya disumbangkan untuk pekerja informal terdampak pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Jalannya online talkshow dibuka langsung oleh Kepala UPT Layanan Internasional UNS, Irwan Trinugroho, Ph.D. Dalam sambutannya, ia mengharapkan agar melalui online talkshow yang digelar dapat menjadi kesempatan bagi mahasiswa UNS yang ingin mengikuti GC UNS untuk mengulik pengalaman dari Awardee GC.

Dalam kesempatan tersebut, UPT Layanan Internasional UNS mengundang 6 mahasiswa UNS yang pernah menjadi Awardee GC dari berbagai angkatan untuk berbagi kisah dan kiat mereka yang berhasil menembus ketatnya seleksi GC. Mereka adalah Afrizal Faisal Ali, Aini Nurjanah, Prista Kusumaningtyas, Hemas Anggari Laras, Suci Faniandari, dan Rahmat Jaya Eka.

Salah satu Awarde GC UNS, Hemas Anggari Laras, yang pernah memperoleh kesempatan melakukan short course di Nanyang Technological University (NTU) Singapura pada tahun 2016 membagikan pengalamannya di hadapan 180 peserta online talkshow. Ia menuturkan bila pengalamannya ke Singapura menjadi nilai tambah saat proses rekrutmen kerja.

International exposure yang saya lakukan ketika di Singapura memberikan nilai tambah saat proses rekrutmen kerja. Saya melamar pekerjaan di 6 perusahaan dan seluruhnya diterima. Pengalaman menjalani program UNS GC memberikan saya bekal portofolio dan menjalani proses seleksi FGD maupun interview. Saat memasuki dunia kerja saya juga mampu bersaing hingga menjadi top performer dua kali berturut-turut di sebuah bank BUMN nasional. Dari pencapaian tersebut saya lagi-lagi mendapat reward traveling ke Singapura,” ujar Hemas.

Manfaat GC UNS saat proses rekrutmen kerja juga dirasakan manfaatnya oleh Afrizal Faisal Ali. Afrizal yang pernah menerima kesempatan international conference di Norwegia mengatakan bila bekal GC yang ia dapat dapat menghantarkannya diterima pada salah satu perusahaan tambang.

“Dulu IPK saya waktu diploma jelek, tapi setelah lulus dari UNS saya bisa cumlaude dengan IPK 3,52 dan itu tercepat diantara satu angkatan mahasiswa transfer UNS lainnya. Kebiasaan saya setiap malam saat di kost adalah mereview jurnal. Minimal dua jurnal setiap malamnya. Kebiasaan itu yang membuat saya bisa lolos GC UNS ke Norwegia. Kita juga harus memiliki great capability, harus giat dan tekun ketika kita memiliki suatu impian,” ucap Afrizal.

Selain Hemas dan Afrizal, Aini Nurjanah yang merupakan Awardee GC UNS di Gifu University juga tak mau ketinggalan membagikan pengalamannya. Aini yang pernah mengikuti program Visiting Research di Gifu University, Jepang menceritakan bila ia pernah merasakan kegagalan akibat tidak lulus saat mengikuti EAP. Namun, dengan kesempatan yang diberikan untuk membenahi diri, Aini berhasil memperbaiki kegagalannya dan saat ini ia berhasil menerima dua beasiswa usai lulus dari UNS.

“Saya sering mengalami kegagalan. Saya gagal di tes EAP, tetapi saya selalu berusaha. Bahkan ia juga berada di posisi yang dilematis, antara menyelesaikan skripsi dengan kesempatan mengikuti program di luar negeri. Pada akhirnya dari situ saya merasa bahwa saya harus bisa melakukan dan menyelesaikan keduanya. Pada akhirnya, saya dapat mengikuti program Visiting Research di Gifu University, Jepang serta memperoleh dua beasiswa sekaligus untuk studi lanjut setelahnya,” ujarnya.

Dari sejumlah kisah inspiratif yang telah diutarakan oleh Awardee GC UNS tersebut dapat dibaca secara lebih lengkap melalui e-book berjudul “50 Global Challengers”. Humas UNS/Yefta

Skip to content