BEM FP UNS Ulas Perubahan Nyata melalui Pengabdian Masyakarat oleh Mahasiswa

BEM FP UNS Ulas Perubahan Nyata melalui Pengabdian Masyakarat oleh Mahasiswa

UNS — Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar rangkaian acara Community Development Summit (COMDES) berupa kelas daring dengan mengangkat tema “Perubahan Nyata melalui Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa” pada Sabtu (24/7/2021). Kelas ini merupakan penutup dari seluruh acara rangkaian yang ada. Diselenggarakan melalui aplikasi Zoom Meeting, kelas penutup ini diikuti oleh 76 partisipan.

Pada kesempatan ini, pihak BEM FP menghadirkan Heru Edi Kurniawan, M.Pd. sebagai pemateri. Ia merupakan dosen pembimbing Kompetisi Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (KNMIPA) UNS. Heru menjelaskan pada kegiatan pengembangan masyarakat terdapat tiga hal yang berperan. Pertama adalah layanan masyarakat. Pelayanan biasanya dilakukan oleh sebuah perusahaan yang mengambil beberapa peran.
“Biasanya dilakukan oleh sebuah perusahaan. Perusahaan tersebut berperan untuk memenuhi kepentingan masyarakat, seperti pembangunan fasilitas umum, pengembangan kualitas pendidikan, keagamaan, dan lain sebagainya. Jadi, misalnya ada sebuah perusahaan di tengah masyarakat, maka mereka juga harus memberikan bentuk pelayanan kepada masyarakat berupa services,” terangnya.

Hal kedua adalah pemberdayaan masyarakat. Ia menjelaskan bahwa hal ini terkait dengan program-program yang berkaitan dengan memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk menunjang kemandiriannya sehingga yang dapat diambil itu bukan kemanfaatan dari masyarakat itu sendiri, namun dari sisi kemandiriannya. Terakhir adalah berkaitan dengan memelihara hubungan baik dengan masyarakat. Hal ini lebih mengarah kepada pemerintah daerah maupun pemerintah desa yang membuka kesempatan untuk membangun relasi seluas-luasnya.

Lebih lanjut, Heru menyuguhkan materi mengenai upaya pemberdayaan masyarakat. Pertama adalah enabling yakni menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Hal ini dapat dicari dengan menganalisis kebutuhan dan potensi apa yang ada di masyarakat maupun kekayaan alamnya. Selanjutnya adalah empowering yaitu memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat. Terakhir adalah protecting yakni mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah. Adapun, strategi pemberdayaan yang dapat dilakukan adalah dengan memberdayakan masyarakat yang terlibat, perluasan kesempatan, dan pengembangan perlindungan sosial.

Terdapat beberapa bentuk dan jenis pemberdayaan masyarakat desa oleh mahasiswa, antara lain adalah pelatihan keterampilan, pendampingan proses kegiatan, peningkatan kemampuan, sosialisasi atau penyuluhan, dan pembinaan usaha. Pada masa pandemi seperti sekarang, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan yakni melakukan analisis potensi dan masalah yang ada di desa, melakukan survei lapangan dengan menerapkan protokol kesehatan, optimalisasi riset berbasis digital, membuat kerja sama perizinan yang kuat, dan strategi pembagian peran yang merata dan terstruktur.

Pada akhir pemaparan, Heru menekankan pentingnya bekerja sama agar lahir sistem inovasi daerah maupun lokal.
“Pekerjaan besar ini, mustahil dilakukan sendiri. Maka, pendekatan bekerja sama dalam suatu lingkaran, baik di tingkat nasional maupun lokal harus terus dikembangkan. Akan lahir sistem inovasi daerah dan sistem inovasi lokal yang merupakan bagian dari sistem inovasi nasional. Kuncinya adalah kapasitas lokal yang kuat sebagai fondasi pertumbuhan masyarakat daerahnya dalam menghadapi persaingan di abad 21 ini,” pungkasnya. Humas UNS

Reporter: Zalfaa Azalia Pursita
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content