Konsistensi dalam Berkarya sebagai Content Creator Versi Helo Bagas

Konsistensi dalam Berkarya sebagai Content Creator Versi Helo Bagas

UNS — Ruang berkarya bagi mahasiswa tidak selalu berada di dalam kelas dan tidak melulu tentang akademik. Banyak hal yang bisa digali oleh mahasiswa melalui karya-karya di bidang lain, seperti dalam bidang olahraga, seni, teknologi, dan sebagainya. Hal tersebut seperti yang dilakukan oleh Bagas Ali Prasetyo, mahasiswa Program Studi (Prodi) Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

Bagas Ali Prasetyo atau yang dikenal oleh masyarakat luas sebagai Helo Bagas merupakan mahasiswa semester enam yang telah menghasilkan puluhan konten di media sosial seperti Instagram, Youtube, dan Spotify. Pengikutnya di Instagram mencapai 519 ribu, kemudian subscribers di Youtube telah menembus angka 562 ribu, serta podcastnya telah didengarkan puluhan ribu kali. Kali ini, uns.ac.id berkesempatan untuk berbincang dengan pemilik akun Instagram @helobagas.

Awan Muka Bekarya

Bagas memulai kariernya sebagai seorang penulis di platform Wattpad sejak Ia menginjak kelas 11 Sekolah Menengah Atas (SMA). Awalnya Ia menyukai pelajaran bahasa Indonesia sejak Sekolah Menengah Pertama (SMP). Bahkan, Ia pernah ditunjuk mewakili sekolah dalam lomba cerpen dan berhasil meraih juara. Ketika menginjak SMA, platform Wattpad sedang booming di kalangan remaja. Kemudian ada salah satu temannya yang merekomendasikan cerita di Wattpad. Akhirnya Bagas mengunduh aplikasi tersebut dan memulai menjadi pembaca selama setahun. Hingga pada kelas 11, Ia memberanikan diri untuk mulai menulis.

Tidak semudah apa yang dipikirkan orang-orang ketika melihat Helo Bagas saat ini. Ia sempat merasakan sulitnya mencari pembaca, bahkan Ia sering memberi tahu teman sekolahnya tiap Ia selesai menulis cerita. Namun, ketika ditanya sekali, dua kali bahkan hingga tiga kali, belum ada yang membaca ceritanya.

“Pas ditanya udah baca apa belum, katanya nanti. Pas aku tanya lagi, katanya belum. Sampai akhirnya aku nge-add ke library lewat gawai mereka satu-satu. Ternyata susah banget dapetin pembaca, bahkan temen-temen terdekatku ga tertarik dengan apa yang aku buat. Pas aku tanya lagi gimana ceritanya, mereka bilang kalau ceritaku sampah, bahkan cover pun sempat dibilang sampah juga,” tuturnya.

Kalimat tersebut merupakan salah satu kalimat yang masih diingat hingga sekarang. Namun, hal tersebut digunakan Bagas untuk meningkatkan kemampuan dirinya.
“Pas aku lagi down, aku ke toko buku dan ngeliat rak-rak buku.  Masih pengin gak sih naroh salah satu buku lo di rak-rak ini, pengin ga sih buku lo ada di jajaran best seller. Aku masih pengin, yaudah kalau masih pengen harus tetep nulis,” ucapnya kepada diri sendiri waktu itu.

Ia tetap menulis hingga akhirnya salah satu ceritanya masuk ke algoritma Wattpad yang direkomendasikan setiap minggunya. Setelah memiliki nama di Wattpad, Ia kemudian memulai langkahnya terjun ke Instagram untuk melebarkan karyanya. Mulanya, ia mengunggah video singkat satu menit di Instagram yang kemudian mendapat banyak respons positif dari pengikutnya.

Bagas mengawali membuat akun Instagram @helobagas pada 1 Juli 2017, saat ini telah memiliki 519 ribu pengikut. Akun tersebut berkembang pesat pasca SBMPTN 2018 dengan pertumbuhan pengikut yang cukup pesat. Setelah memiliki nama di Instagram, kemudian Ia mulai menapakkan kariernya di Youtube. Lagi-lagi, tidak semudah yang dibayangkan oleh orang pada umumnya. Ia sempat kesulitan membawa pengikutnya di Instagram untuk menonton kontennya di Youtube.

Tidak hanya berhenti di situ, Ia kemudian merambah ke platform Spotify. Bahkan podcast yang ia bawakan menjadi podcast ekslusif Spotify.
“Satu episode aku taroh di Spotify, ternyata langsung bisa merangsak ke top 20. Itu langsung menurunkan para artis yang ada di top 20. Meskipun aku bukan dari kalangan public figure atau artis ternama, aku bisa karena punya suara yang tidak kalah sama mereka. Selain itu aku juga punya skill yang bisa diadu. Akhirnya aku diajak kerja sama dengan Spotify Indonesia,” jelasnya.

Karya

Konsistensi dalam Berkarya sebagai Content Creator Versi Helo Bagas

Karya Bagas telah ditonton dan didengarkan oleh jutaan orang baik di Youtube, Instagram, maupun Spotify. Ia juga telah menulis tiga buah buku dan saat ini hendak menerbitkan bukunya yang keempat. Salah satu karya yang selalu dinanti oleh pendengarnya adalah Cerita Sebelum Tidur dan podcast Kita dan Waktu. Ia memilih menggunakan nama Kita dan Waktu salah satunya karena perjalanannya selama di Solo.

“Pas di Solo, aku sering banget ketemuan buat rapat, entah itu organisasi atau pengin belajar sama temen. Perjalanan dari kosan terus lewat Jalan Slamet Riyadi, Laweyan, terus ke rumah-rumah teman atau bahkan cuma sekadar ke Solo Square naik Batik Solo Trans (BST) itu yang bikin aku berpikir kok Solo kaya punya daya tarik yang kuat banget di setiap jalannya. Apalagi pas ngelewatin lampu merah, terus berhenti di sekitaran KFC buat menepi sendirian,” jelasnya.

Kemudian, Ia mengabadikan hal-hal random di sekitaran Slamet Riyadi yang diberi tulisan berupa sajak dan diunggah ke Instagram. Ternyata, banyak komentar positif yang mendukung Bagas untuk membacakan sajak tersebut dalam bentuk video.

“Akhirnya aku coba bacain, karena kita tuh luas banget. Bisa tentang diri sendiri, bisa orang yang kita sayang terutama karena Kita dan Waktu ngobrolin percintaan. Kita juga bisa tentang kita dengan diri sendiri, bapak ibu, dan siapapun. Terus, waktu ya waktu yang terus berjalan.  Jadi, Kita dan Waktu adalah perjalanan diri kita sama orang lain dengan waktu yang beda-beda setiap perjalanan bersama orang lain pasti punya cerita tersendiri,” imbuhnya.

Selanjutnya, Cerita Sebelum Tidur, nama konten ini bermula karena Ia ingin mengecoh orang yang awalnya ingin menonton vlog ataupun mendengarkan lagu, kemudian beralih ke Cerita Sebelum Tidur.
“Oh Cerita Sebelum Tidur, bisa nih ditonton. Mungkin karena ada kata sebelum tidurnya, meskipun isinya cenderung ke personal aku tapi pada akhirnya video ini jadi  temen orang-orang untuk ditonton,” terangnya.

Konsistensi Dalam Berkarya

Konsistensi dalam Berkarya sebagai Content Creator Versi Helo Bagas

Konsistensi dalam berkarya sebagai content creator patut diacungi jempol. Sebab, perkembangan konten Helo Bagas meningkat pesat dari waktu ke waktu. Yang awalnya hanya cerita di Wattpad, kemudian merambah ke Instagram, Youtube hingga Spotify. Saat ini, dalam membuat konten Ia dibantu oleh tim yang merupakan sahabat dekatnya.

Sudah ratusan karya yang dihasilkan oleh Bagas hingga saat ini. Dalam berkarya, tentu dibutuhkan ide-ide yang segar agar senantiasa diminati oleh para pendengar maupun penontonnya.

“Karena aku setiap minggu harus bikin podcast dan Cerita Sebelum Tidur, jadi aku harus banyak baca buku lagi. Harus banyak ngertiin alam semesta ini butuh apa. Buat munculin ide, bisa dengan dengerin lagu, ngeliatin orang-orang di sekitar, itu yang bikin aku sering  jalan-jalan, naik MRT sendirian, ke JPO Setia Budi ngamatin orang lain. Terus aku biarin kira-kira apa yang bakal datang ketika aku sendiri,” ungkapnya.

Kemudian, perasaan-perasaan tersebut ia abadikan melalui foto dan dicatat keyword-keyword yang muncul untuk dikembangkan menjadi script.
“Jadi, lebih banyak ke keadaan apa yang diri sendiri rasain gitu. Aku percaya kenapa karya bisa bagus karena karya tersebut datang dari keresahan. Karena apa yang kita rasa pasti kaya ada communal feeling yang orang lain kadang ga rasain juga. Perasan-perasaan yang orang awalnya kaya oh aku sendiri banget, ternyata perasaan itu ada di banyak orang,” katanya.

Harapan
“Semoga aku bisa terus nyebarin banyak hal baik dan juga tidak berhenti buat belajar. Bisa jadi pendengar yang baik, lebih sayang sama diri sendiri, tidak terlalu nge-push diri sendiri terlalu keras. Sama harapannya buat Helo Bagas, semoga jadi akun yang  lebih besar dari hari ini sehingga banyak orang yang terbantu di sana. Harapannya aku bisa punya sebuah ruangan yang lebih besar lagi, bahkan punya komunitas yang di dalamnya ada psikolog, psikiater, atau pakar-pakar yang hebat,” pungkasnya. Humas UNS

Reporter: Bayu Aji Prasetya
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content