Ajak Mahasiswa UNS Lestarikan Budaya, BKKT Gelar Lomba Tari Antar Fakultas

Gending-gending lagu Jawa mengalun lembut di dalam pelataran Student Center (SC) Universitas Sebelas Maret (UNS), Sabtu (06/06/2015). Para penari melenggak-lenggok luwes mengikuti alunan gending, berusaha menampilkan performa terbaikya di depan ketiga dewan juri. Tercatat 8 kelompok tari yang memperebutkan gelar juara pada acara Gelar Tari antar Fakultas Universitas Sebelas Maret (GETAR UNS), yang diselenggarakan oleh Badan Koordinasi Kesenian Tradisional (BKKT) UNS.
Acara yang mengusung tema “Warna-warni Kreasi Tari Nusantara” tersebut merupakan ajang kompetisi tari antar mahasiswa fakultas di lingkungan UNS. GETAR UNS juga merupakan program kerja tahunan BKKT yang hadir kembali setelah selama 2 tahun vakum. Dari 10 fakultas yang ada, terdapat 5 fakultas yang mengirimkan beberapa kontingennya pada ajang tersebut. Kelima fakultas tersebut antara lain: Fakultas Kedokteran (FK) 2 kontingen, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) 3 kontingen, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) 1 kontingen, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) 1 Kontingen, dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) 1 kontingen. Tiap kelompok tari diberikan waktu selama 15 menit untuk menampilkan kebolehannya dalam membawakan 1 tarian tradisional nusantara.

menari

Membawakan tari Prawirestri, FISIP akhirnya keluar sebagai juara. Prawirestri merupakan cerita yang dikemas dalam bentuk tarian tentang pemberontakan rakyat melawan penjajah kolonial. Rakyat memberontak karena pada zaman kolonial, kekayaan Pulau Jawa benar-benar dikuras oleh penjajah.
“Acara ini merupakan tindak lanjut dari misi BKKT yaitu melestarikan budaya bangsa. Dan dalam acara ini, kita lebih condong ke tari,” tutur Galuh, Ketua Panita GETAR. Ia juga menambahkan bahwa melalui ajang tersebut, BKKT ingin mengajak mahasiswa di UNS untuk melestarikan kebudayaan tari yang ada di nusantara.
Galuh berharap, acara tersebut bisa membangkitkan rasa cinta dan menambanh pengetahuan tentang tari budaya. “Tadi kan memang banyak tari-tari yang belum kita ketahui, kayak contohnya tadi tentang Tari Prawiresti. Dan bisa membawa kita tentang wawasan kita tentang budaya kita sendiri. Kan kalau kita mengenal budaya kita sendiri, sama saja kita mengenal diri sendiri,” pungkasnya. [] (danur.red.uns.ac.id)

Skip to content