Dosen FISIP UNS Latih Storytelling bagi Pramuwisata di Soloraya

Dosen FISIP UNS Latih Storytelling bagi Pramuwisata di Soloraya

UNS — Pada masa pandemi Covid-19, pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terpuruk. Namun, di masa ini justru dapat dimanfaatkan untuk terus berbenah. Salah satunya adalah dengan meningkatkan kompetensi dan keahlian sumber daya manusia di bidang pariwisata. Maka, Research Group (RG) Komuniasi Strategis Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UNS menjalin kerja sama dengan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) dalam pelaksanaan pelatihan storytelling pada Sabtu (26/6/2021).

Acara ini ditujukan untuk para pemandu wisata yang berada di daerah Soloraya yang dilaksanakan secara luring dengan penerapan protokol kesehatan di Fave Hotel Solo Baru. Pelatihan yang diikuti oleh 25 orang pramuwisata tersebut, diawali dengan materi konsep storytelling serta cara pembuatannya guna menarasikan objek wisata. Salah satu pemateri, Astrid Savitri selalu seorang penulis dan narasumber dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyampaikan bahwa keterampilan storytelling penting dimiliki oleh pramuwisata karena mampu mengubah fakta yang membosankan menjadi lebih menarik bagi audiens.
“Manusia tidak suka diberi tahu tetapi suka diberi cerita,” jelas Astrid.

Ia mengatakan bahwa paling tidak terdapat lima unsur storytelling yang dapat digunakan untuk membangun narasi destinasi yaitu setting, tokoh, konflik, plot, dan tema. Kelima unsur tersebut dapat diolah pramuwisata sesuai dengan segmen wisatawan yang dipandu, sehingga memberikan pengalaman baru dan berkesan.

Ketua Kegiatan PKM yang juga Dosen Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UNS, Dr. Andre Rahmanto mengatakan bahwa, objek wisata di Soloraya sangat kaya dengan ragam cerita yang dapat digali sesuai konteks kekinian.
“Sumber-sumber tersebut antara lain bisa dari sejarah, heritage, tokoh, tempat, serta event yang bisa memunculkan inspirasi cerita obyek wisata,” terang Dr. Andre.

Dr. Andre mengatakan bahwa selama ini pramuwisata sangat familiar dengan menyampaikan cerita kepada pengunjung. Akan tetapi, seringkali bentuknya masih berupa informasi resmi yang diulang sehingga cenderung membosankan.
“Dengan jargon storynomic yang digencarkan oleh pemerintah, maka saat ini pramuwisata juga harus punya skills dan kreativitas yang lebih baik dalam melakukan storytelling sehingga memberikan nilai tambah bagi destinasi,” ungkap Dr. Andre.

Narasumber lainnya, Anjang Priliantini mengatakan bahwa, di masa pandemi ini, kebijakan pemerintah mendorong pariwisata domestik terlebih dahulu dengan kampanye #DiIndonesiaAja. Ketua HPI Soloraya, Agung Setyodinoto menyambut baik kegiatan ini. Menurutnya, sangat penting bagi pramuwisata maupun objek wisata di Soloraya.
“Kebetulan pelatihan storytelling baru pertama kali ini kami dapatkan. Harapan kami akan ada pendampingan lebih lanjut sehingga bisa menarasikan Solo dengan lebih baik dan berkesan bagi wisatawan,” harapnya.

Di akhir pelatihan, peserta mempraktikkan penyusunan dan penyajian storytelling dengan mengangkat beberapa objek wisata di Soloraya. Humas UNS

Reporter: Zalfaa Azalia Pursita
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content