Hari Kartini, Mari Lebih Dekat dengan Lima Srikandi Sekwan UNS

Hari Kartini, Mari Lebih Dekat dengan Lima Srikandi Sekwan UNS

UNS — Hari Kartini merupakan salah satu momentum di mana perempuan dapat mendapatkan hak yang setara dengan lelaki, baik dalam hal pendidikan maupun pekerjaan. Peringatan hari Kartini yang diperingati setiap 21 April tentu akan memberikan inspirasi bagi seluruh perempuan-perempuan yang ada di Indonesia.

Kesetaraan yang diperjuangkan oleh Raden Ajeng Kartini dapat membuka semua mata masyarakat bahwa perempuan memiliki kesempatan yang sama dengan lelaki. Apabila bercerita mengenai Kartini masa kini, tentu akan banyak nama yang bermunculan. Salah satu Kartini masa kini yang patut diapresiasi adalah Satuan Keamanan Wanita atau Sekwan.

Dalam hal kesetaraan, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memberikan kesempatan dengan merekrut lima orang Sekwan empat tahun silam. Mereka yaitu Damar Ayu Widya, Siska Adieningtyas Putri, Yulaeka Samdani, Wuri Rahayu Kamulyan, dan Rinanda Kusuma Damayanti.

Pada Senin (19/4/2021), uns.ac.id berkesempatan untuk berbincang dengan ke-5 Sekwan tersebut. Mereka mengatakan bahwa pandangan masyarakat acapkali menganggap remeh profesi Sekwan, terlebih mayoritas satuan keamaan di Indonesia adalah laki-laki.

Pandangan Keluarga dan Masyarakat

pada dasarnya, tidak ada profesi yang rendah karena dalam kehidupan pasti antarprofesi saling berkesinambungan dan saling membutuhkan. Namun, masyarakat kerap menganggap perempuan yang berprofesi sebagai satuan keamanan merupakan hal yang tidak lazim. Salah seorang Sekwan, Siska Adieningtyas Putri mengatakan bahwa keluarga mendukung profesinya ini.

“Awalnya keluarga agak heran karena keliatan sangar gitu. Terus mereka khawatir kalau nanti jaga malam atau gimana. Tapi, kalau di UNS kan lebih ke pelayanan, pemberi informasi seperti front office,” ungkap Siska.

Namun, tidak sedikit anggapan remeh malah datang dari lingkungan sekitar. Masih banyak masyarakat yang belum dapat menghargai antarprofesi. Hal ini juga pernah dialami oleh Wuri Rahayu Kamulyan.

“Pas ada tetangga yang nanya kerja di mana, saya jawab di UNS. Terus mereka seakan-akan menganggap remeh profesi Sekwan, kok mau sih jadi sekuriti. Padahal engga ada salahnya jadi Sekwan karena yang tau niat kita ya kita sendiri. Yang tau jalan tujuan kita ke mana ya kita sendiri, bukan orang lain,” ungkap perempuan asal Pacitan tersebut.

Jam Kerja

Jumlah jam kerja Sekwan dan sekuriti lainnya tidak ada perbedaan yang cukup mencolok. Namun, bagi Sekwan tidak ada shift malam dan tempat bertugas menggunakan sistem rolling setiap tiga bulan sekali. Alurnya dimulai dari kantor pusat, lalu Perpustakaan UNS, pascasarjana, dan LPPM. Terdapat perbedaan pula ketika bertugas di kantor pusat dengan tempat lainnya, karena di kantor pusat juga terdapat rolling setiap seminggu sekali. Minggu pertama bertugas di lantai satu dan minggu kedua bertugas di lantai dua, begitu seterusnya selama tiga bulan.

Jam kerja ini juga membuat para Sekwan di UNS semangat untuk melanjutkan pendidikan. Terdapat beberapa sekwan yang saat ini tengah menempuh studi jenjang sarjana di beberapa universitas di Kota Surakarta.

“Meksipun Sekwan, tapi pendidikan tetap jalan, jadi pada ikut kelas karyawan. Tapi ini engga menggangu jam kerja, karena kuliahnya setelah pulang kerja. Biasanya kalau ada kuliah jam 3, izin dulu ke teman yang sama-sama bertugas buat mem-back up,” jelas Siska.

Hal yang Membuat Nyaman

Selama empat tahun bekerja sebagai Sekwan di UNS, banyak pengalaman yang sudah didapat, seperti dapat bertemu dengan pejabat-pejabat pemerintahan. Hal ini diungkapkan oleh Damar Ayu Widya, Ia mengatakan bahwa salah satu hal yang membuat nyaman dan betah adalah dapat berinteraksi dengan banyak orang.

“Yang membuat nyaman salah satunya lingkungan, pekerjaan yang ‘baru’, bisa berinteraksi dengan banyak orang. Kalau di pascasarjana melayani mahasiswa, kalau LPPM dan kantor pusat melayani pejabat. Kalau di rektorat nambah  banyak banget pengalaman dan pengetahuan,” terang Damar.

Pesan untuk rekan-rekan Sekwan di Indonesia

meskipun profesi Sekwan masih menjadi minoritas dan kerap dipandang sebelah mata, tetapi tidak membatasi semangat para srikandi Sekwan UNS. Wuri berpesan kepada seluruh Sekwan agar jangan menghiraukan pandangan-pandangan negatif masyarakat mengenai profesi ini.

“Tetap semangat untuk semua rekan-rekan Sekwan. Jangan hiraukan apa kata orang, kita bekerja untuk keluarga. Kadang ada yang ngece, ‘lha cuma sekuriti?’. Pokoknya engga usah dipikirkan apa yang membuat sakit hati, orang mau bilang apa terserah, yang penting niat kita apa,” tandas Wuri.

Yulaeka Samdani juga berpesan agar tetap semangat karena Sekwan merupakan salah satu profesi yang hebat, beda dari pekerjaan perempuan pada umumnya.

Semoga peringatan Hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April ini dapat membangkitkan semangat seluruh perempuan yang ada di Indonesia untuk tetap berkarya. Melalui wawancara singkat ini, semoga dapat memberikan energi positif bagi perempuan-perempuan yang saat ini sedang berkarier entah apapun bidang dan profesinya. Humas UNS

Reporter: Bayu Aji Prasetya
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content