Kelompok Riset ITP UNS Gelar Penyuluhan Optimasi Mesin Pengawet Sayur

Kelompok Riset ITP UNS Gelar Penyuluhan Optimasi Mesin Pengawet Sayur

UNS — Kelompok Riset Food Engineering Program Studi Ilmu Teknologi Pangan (ITP) Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melakukan pembinaan para petani sayur di Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang. Anggota tim terdiri atas Dr. Ir. Sigit Prabawa, M.Si., Dr. Ir. Rofandi Hartanto, M.P., Ir. Bambang Sigit Amanto, M.Si., Ir. Kawiji, M.P., dan Bara Yudhistira, S.TP., M.Sc.

Pemilihan petani Desa Sumberejo sebagai sasaran pembinaan tidak terlepas dari potensi Kabupaten Magelang yang merupakan salah satu sentra penghasil sayur di Provinsi Jawa Tengah. Komoditas sayur menyokong sebagian besar perekonomian warga.

“Melihat fenomena tersebut, kami tertantang untuk membantu agar dapat meningkatkan baik kuantitas maupun kualitas sayur yang dihasilkan petani,” ujar Bara Yudhistira, S.TP., M.Sc. kepada uns.ac.id, Minggu (4/7/2021).

Salah satu pembinaan yang telah dilakukan kelompok ini ialah penyuluhan terkait optimasi mesin (proses) ozonisasi sayur pada pertengahan Juni 2021 lalu dengan sasaran Kelompok Tani “Mutiara Organik” di Dusun Kenteng, Desa Sumberejo.

Bara Yudhistira, S.TP., M.Sc. menuturkan, ozonisasi dalam hal ini merupakan upaya pengawetan sayur mayur. Optimasi mesin tersebut dipilih sebagai fokus pembinaan mengingat Dusun Kenteng telah memiliki mesin ozonisasi bantuan dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Jawa Tengah.

“Sehingga perlu adanya optimasi penggunaan agar sayur yang dihasilkan dapat menjadi awet secara maksimal. Selain itu, ada penyuluhan terkait dengan pengemasan yang sesuai dengan standar keamanan pangan,” jelasnya.

Bara menambahkan, penyuluhan itu juga merupakan tindak lanjut dari hasil penelitian sebelumnya yang telah mendapatkan hasil parameter proses yang sesuai, baik untuk komoditas nabati maupun hewani.

Hanya saja, meskipun saat ini mesin tersebut hanya difokuskan untuk komoditas nabati yang notabenenya adalah sayur, tetapi tim penelitian UNS juga menggunakan bahan hewani. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi jika di masa depan alat tersebut akan digunakan untuk komoditas hewani.

Penyuluhan ini pun diharapkan mampu menjembatani perguruan tinggi (UNS) dengan petani di lapangan, sehingga transfer pengetahuan dan teknologi dapat berjalan secara berkesinambungan.

“Pada akhirnya peningkatan kuantitas dan kualitas produk pertanian di Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang dapat meningkat. Begitu juga kesejahteraan petani (meningkat),” kata Bara. Humas UNS

Reporter: Kaffa Hidayati
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content