Mantan Kuli Itu Kini Jadi Sarjana

Menjadi Kuli barangkali tak pernah terpikirkan oleh sebagian besar mahasiswa. Tapi itulah yang menjadi pilihan Didik Setyo Lelono, alumnus Teknik Sipil UNS. Masih berbalut toga usai mengikuti wisuda, Didik menceritakan pengalaman hidupnya kepada Kontak.

Didik yang sempat putus kuliah pada semester V dan VI memilih menjadi kuli ketimbang melanjutkan kuliahnya. hal itu dilakukannya sebab maksud Didik untuk pindah kuliah tak diindahkan oleh orangtuanya. “Kalo kamu mau pindah kuliah, bapak gak punya uang. Mending kamu kerja aja sana,” tutur Didik meniru ucapan orang tuanya.

Pria berkacamata ini pun memilih kerja serabutan walau tetap mengaku masih kuliah pada orang tuanya. “Kalo pas bantu angkut barang saya dapet 15 ribu, kalo turunin barang dapet 20 ribu,” ungkap Didik menceritakan pengalamannya saat menjadi kuli di Pasar Gemolong, Sragen.

Menjadi makelar handphone dan motor, tukang ojek, bahkan drafter untuk menggambar desain rumah pun pernah dilakukannya. “Dapetnya ya sengasihnya dia. Ada yang ngasih seratus kadang juga 300,” kenangnya saat menjadi drafter.

Didik mengakui tak pernah dan tak mau menerima beasiswa. Menurutnya, biar beasiswa itu diberikan kepada yang lain yang lebih membutuhkan. “Saya yakin, saya masih bisa cari sendiri,” kata Didik, mantap.

Diakuinya, jika apa yang dilakukannya selama itu tidak pernah diketahui orang tuanya. Kesibukan orang tua Didik berjualan makanan di warung tenda, membuat Didik jarang bersua dengan orang tuanya. Didik berujar, “Sampai sekarang pun orang tau saya belum tahu apa yang udah saya lakukan sampai saat ini.”

Pemuda berusia 25 tahun ini menambahkan, saat ini dirinya sudah menerima panggilan kerja dari sebuah perusahaan baja di Jawa Barat dan juga di sebuah perusahaan jasa konstruksi terkemuka di Jakarta.[]

Skip to content