Menristekdikti Imbau untuk Optimalkan Potensi Generasi Muda Indonesia di Era MEA

Optimalkan

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, diwakili oleh Direktur Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Dirjen Belmawa), Intan Ahmad mengimbau untuk mengoptimalkan potensi generasi muda Indonesia di Era MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) saat hadiri Temu Nasional Mahasiswa Bidikmisi, ADik Papua, dan Daerah 3T serta SM-3T dan PPG, Selasa (9/8/2016). Acara temu nasional digelar di Pendopo Ageng Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta pada pukul 16.00 WIB. Acara ini merupakan salah satu dari rangkaian event Perayaan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-21 yang diselenggarakan di Kota Solo pada tanggal 9-12 Agustus.

Optimalkan
Dirjen Belmawa Intan Ahmad, secara simbolis membuka acara Temu Nasional Mahasiswa Bidikmisi, ADik Papua, SM-3T, dan PPG di Pendopo ISI Surakarta, Selasa (9/8/2016).

Intan Ahmad bertugas menggantikan Menristekdikti, Mohamad Nasir karena berhalangan untuk hadir. Dalam pidatonya, Intan mengimbau para generasi muda untuk senantiasa mengoptimalkan kemampuan diri agar lebih kompetitif di Era MEA. Indonesia memiliki jumlah penduduk terbesar di Asia Tenggara dengan 250 juta jiwa, hal itu merupakan bonus demografi yang sejatinya bisa dimanfaatkan untuk memperbaiki kualitas dan kompetensi sumber daya manusia di Indonesia. Namun, pada kenyataannya hanya 10 persen dari jumlah penduduk yang memiliki latar belakang pendidikan, sisanya sebanyak 11,13 persen merupakan penduduk miskin dan 6 persen diantaranya adalah pengangguran. Intan, dalam pidatonya, berharap bahwa seluruh generasi muda di Indonesia mampu menjawab tantangan demografis ini, bagaimana cara mengoptimalkan potensi yang dimiliki sehingga Indonesia menjadi lebih sejahtera.

“Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain. Kalian—mahasiswa—bisa melakukan inovasi dan penelitian di perguruan tinggi masing-masing. Kelak inovasi tersebut dapat digunakan untuk mendorong kemajuan sosial ekonomi di Indonesia,” papar Intan.

“Berbagai beasiswa yang ditawarkan oleh negara seperti Bidikmisi, Afirmasi Papua, dan lainnya itu merupakan suatu sarana untuk mengembangkan inovasi. Kelak kalau sudah lulus, mahasiswa harus punya mimpi untuk menyejahterakan bangsanya,” lanjutnya.

Berdasarkan laporan ketua panitia, Rektor UNS, Ravik Karsidi, acara ini dihadiri oleh tak kurang dari 1500 mahasiswa yang berasal dari seluruh perguruan tinggi dari Sabang sampai Merauke. Tiga ratus di antaranya adalah mahasiswa UNS dan ISI Surakarta. Seluruh mahasiswa tersebut juga mengikuti beberapa event perayaan Hakteknas-21 di antaranya adalah mengikuti kuliah umum Menristekdikti dan Panglima TNI, menghadiri acara rembug nasional, menyaksikan pameran TNI-UNS Technomilitary Festival dan lain sebagainya. [anggiayu.red.uns.ac.id]

Skip to content