Lapan Diseminasikan Pantauan Satelit LAPAN-A2 dan LAPAN-A3

IMG_2878
Kepala Lapan, Thomas Djamaludin memberi sambutan saat acara Seminar dan Sosialisasi Hasil Pantauan Satelit LAPAN-A2 dan LAPAN A3.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mendiseminasikan hasil pantauan Satelit LAPAN-A2/LAPAN-ORARI dan LAPAN-A3/LAPAN-IPB, Selasa (9/8/2016) di Hotel Sahid Jaya, Solo. Lapan memiliki misi riset untuk membangun dan mengembangkan satelit buatan sendiri dengan memulai rancang bangun satelit eksperimental. Kemudian, satelit tersebut dikembangkan menjadi satelit operasional secara bertahap.

Satelit LAPAN-A2/ LAPAN-ORARI telah diluncurkan pada 28 September 2015 mengorbit di ketinggian 650 kilometer dengan kemiringan 6 derajad. Satelit ini memiliki misi yakni pengamatan bumi, monitoring, lalu lintas kapal laut, kominikasi amatir, dan pengembangan kemampuan. Satelit LAPAN-A2 mampu mendeteksi seluruh data Automatic Identification System (AIS) yang berada pada area ekuator. Satelit tersebut dapat melintasi wilayah ASEAN sebanyak 14 kali dalam sehari. Muatan AIS mampu memantau pergerakan kapal besar yang melintasi wilayah maritim Indonesia dan bisa menerima 2,4 juta pesan posisi kapal. Dari data yang didapat satelit tersebut, LAPAN bisa mengidentifikasi jenis kapal seperti kapal niaga, kapal pencari ikan, atau kapal pencuri ikan serta mampu mengetahui identitas kapal.

Menyusul kesuksesan peluncuran LAPAN-A2, pada tanggal 22 Juni 2016, LAPAN meluncurkan Satelit LAPAN-A3/LAPAN-IPB mengorbit di ketinggian 505 kilometer di atas permukaan bumi dengan kemiringan 98 derajad. Satelit mikro generasi ketiga LAPAN ini mampu memantau pergerakan kapal secara global dan mencakup seluruh dunia. Selain itu, LAPAN-A3 juga memiliki fungsi sebagai pemantauan lahan pertanian.

Kepala Lapan, Thomas Djamaludin menjelaskan hasil pantauan LAPAN-A3 dalam bidang maritim mampu memberikan informasi terkait kondisi cuaca ekstrem, zona potensi penangkapan ikan, dan bersama LAPAN-A2 mampu memantau pergerakan aktivitas illegal fishing. “Jadi kalau nelayan melaut itu tidak lagi mencari ikan tapi menangkap ikan karena sudah tahu zona penangkapan ikannya,” jelasnya.

lapan ttd mou
Penandatanganan nota kesepahaman UNS dengan Lapan.

Selain diseminasi hasil pengamatan, pada kesempatan tersebut juga disepakati kerja sama LAPAN dengan UNS. Dalam sambutannya Rektor UNS, Ravik Karsidi menyebut Indonesia mempunyai sumber daya alam yang luas dan melimpah. Untuk itu, diperlukan teknologi untuk mengenali dan mengawasinya. LAPAN memiliki teknologi tersebut, khususnya satelit dan terkenal dengan teknologi antariksa, teknologi penerbangan, penginderaan jarak jauh. Sementara UNS memiliki sumber daya manusia yang banyak.

Lebih lanjut, Ravik menjelaskan  bentuk kerja sama yang dimaksud antara lain  menghadirkan dosen tamu, dosen tidak tetap dan dosen luar biasa dari LAPAN; UNS membantu mensosialisasikan dan menyadarkan kepada masyarakat tentang teknologi dan produk unggulan LAPAN kepada masyarakat lewat program KKN integratif; serta kerja sama penelitian dan rekayasa pengembangan LAPAN-A4.[](nana.red.uns.ac.id)

Skip to content