Peluang dan Strategi Industri Kreatif di Era Pandemi Covid-19

UNS – Semar Bersinergi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar webinar dengan tema Peluang dan Strategi Industri Kreatif di Era Pandemi Covid-19 pada Minggu (21/6/2020) melalui aplikasi Zoom Meeting dan siaran langsung akun Youtube Semar Bersinergi.

Semar Bersinergi merupakan program dari Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tanggap Wabah Covid-19 UNS yang menjadi relawan untuk mengedukasi masyarakat. Webinar ini menghadirkan 3 narasumber utama yakni Ryo Juara, Hendy Setiono, dan Ansari Kadir. Dimoderatori oleh Bekti Nugraheni, seorang pengusaha muda dan juga TOP 5 Genre Ambassador Jawa Tengah 2017, acara ini mendulang 400 antusiasme pendaftar dari berbagai daerah di Indonesia seperti Solo, Madiun, Jakarta, Pekanbaru, Pontianak, Cilacap, NTB, Riau, Ambon, bahkan Jayapura.

Saktika Rofiah Haryani, Ketua Semar Bersinergi mengaku bahwa ide awal tercetusnya webinar ini berawal dari keluarganya.
“Ide awal saya mencetuskan webinar ini berawal dari keluarga saya sendiri yang latar belakangnya adalah seorang wirausaha dan merasakan dampak dari pandemi Covid-19. Oleh karena itu, saya yakin diluar sana banyak yang merasakan hal serupa dan membutuhkan motivasi dan ide baru untuk tetap bertahan di era yang sulit ini,” ujar perempuan yang kerap disapa Rofi ini.

Pada awal materi dibawakan oleh Ryo Juara, Owner Lion Parcel Juara, juga Founder Evo dan Delivo. Menurut Ryo, adanya Covid-19 dapat menjadi ancaman sekaligus peluang bagi pebisnis. Ketika pandemi berlangsung, banyak hal dilakukan secara daring namun bukan berarti semua bisnis harus menjadi daring.

“Tidak semua, tetapi kita mengerti seberapa potensialnya mengonlinekan bisnis dengan melihat data bahwa ada 143.000.000 penduduk Indonesia yang terkoneksi internet, 74% menggunakan google search untuk mencari informasi produk, 79% menggunakan internet setiap hari, dan 40% membeli barang secara online,” tutur Ryo.

Terdapat beberapa alasan untuk memulai bisnis daring yakni biaya operasional yang lebih rendah, biaya pemasaran lebih fleksibel dan rendah, juga mulai berbisnis dengan lebih cepat dan meminimalisir risiko yang mungkin terjadi.

Pembicara kedua, Ansari Kadir, seorang CMO GK HEBAT, Co-Founder Sang Pisang dan Ternakopi menegaskan bahwa ciri-ciri orang sukses adalah yang selalu mudah beradaptasi dan berpikir positif. Covid-19 dapat dilihat sebagai peluang bisnis besar bagi pebisnis. Menurut data terdapat 10.000.000 UMKM di Indonesia dengan 16,93% usaha makanan dan minuman. Efek dari adanya pandemi yaitu 75% usaha menurun, 12% kesulitan bahan baku, 6% produksi, 4% modal, 3% operasional.

Ansari memberikan tips untuk mengatasi bisnis di era normal baru. “Mulailah untuk menanamkan dibenak kita bahwa selalu ada harapan di setiap masalah, masalah selalu ada jalan keluar, tetap semangat, tetap berjuang. Bukan cuma ada hari ini saja, masih ada hari esok. Kuasai teknologi untuk mulai belajar, kuasai customer base dan supplier base kalian. Bangun kembali customer trust atau after sales dan mulailah untuk menerima keadaan,” jelasnya.

Materi terakhir disampaikan oleh Hendy Setiono, seorang Founder dan Group CEO Baba Rafi Enterprise. Menurut Hendy, ide bisnis itu murah, yang mahal adalah eksekusinya. Kata kunci bisnis yaitu sinergi dan kolaborasi. Kolaborasi sebagai salah satu visi yang harus ditanamkan dalam berbisnis. Ada 3 hal yang penting dalam berbisnis yakni Goalaboraction : Goal+ Collaboration + Action. Apabila berbagai keterampilan digabung akan menjadi kekuatan yang luar biasa. Menjadi sukses tidak dapat dijalankan sendiri tetapi harus berkolaborasi dengan yang lain.

Hendy juga berbagi bagaimana cara membuat rancangan bisnis di era pandemi.“Carilah bisnis plan yang sesuai kondisi. Lakukan research, valdation, bench mark, competitor. Baca kompetitor dengan memilih bisnis yang belum banyak ada. Selain itu harus memiliki target spesifik. Target market yang mana yang akan kita tuju. Misalnya target kita millenial maka bahasa dan gaya marketing juga harus millenial atau misalnya target kita keluarga maka bahasa dan gaya marketing kita juga harus keluarga,” terang Hendy. Humas UNS/Zalfaa/Dwi

Skip to content