Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta membentuk tim pendampingan psikologi untuk eks pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Tim pemdampingan psikologi tersebut terdiri dari 7 psikolog dibantu 25 relawan yang merupakan mahasiswa tingkat akhir Progam Studi Psikologi Fakultas Kedokteran UNS. Pendampingan dilakukan secara tiga tahap, terdiri dari tahap darurat, tahap pemulihan dan tahap pengembangan.

Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Alumni UNS, Darsono pada keterangan pers, Selasa (26/1/2016) mengatakan pembentukan posko layanan krisis center pendampingan eks anggota Gafatar tidak hanya untuk mahasiswa UNS yang bergabung dengan Gafatar tetapi juga untuk eks anggota Gafatar lainnya. Darsono menambahkan, ada persoalan psikologis pada eks anggota Gafatar, sehingga pihaknya menyiapkan diri untuk melakukan pendampingan serta melakukan koordinasi dengan Kementerian Ristek dan Dikti, Kementerian Dalam Negeri serta BNPT terkait hal tersebut.

Hardjono, Ketua Program Studi Psikologi UNS yang terlibat dalam tim pendampingan mengatakan pemulihan kondisi psikologi eks anggota Gafatar membutuhkan jangka waktu panjang. Dalam jangka pendek tim pendampingan akan fokus pada psikologis dan mental, tidak menyentuh nilai atau pemahaman agama. Pendampingan psikologi terhadap anak-anak dibedakan dengan pendampingan psikologis orang dewasa. Selain pendampingan selama masa penampungan yang sementara, tim membuat posko di kampus Mesen UNS selama enam bulan, mulai bekerja sejak tanggal 24 Januari 2016 lalu.

Lebih lanjut Hardjono menuturkan, setelah memetakan kondisi para eks anggota Gafatar, diperlukan pendekatan dan penanganan khusus untuk menangani krisis mental. Dukungan masyarakat dibutuhkan untuk mengembalikan kepercayaan diri saat mereka kembali ke masyarakat.[](red.uns.ac.id)