UNS Gelar Cultural Night 2014

(Dari kanan: Widodo Muktiyo (WR IV), Darsono (WR III), Ravik Karsidi (Rektor UNS), dan Taufiq Al-Makmun (Kepala IO) bunyikan otok-otok sebagai tanda UCN 2015 resmi dimulai, Kamis (30/4/2015).

SOLOInternational Office (IO) Universitas Sebelas Maret (UNS) kembali menggelar UNS Cultural Night pada Rabu (14/05/2014) di Auditarium UNS. Tahun ini, acara ini mengambil tema Longing for Home: Home is not a place, it’s a feeling. Tema ini mengandung pesan yaitu kerinduan akan rumah nan jauh dan juga mengingatkan rumah bukanlah sebuah tempat namun sebuah perasaan yang yang membuat itu tampak menjadi sebuah rumah. Acara ini dimeriahkan oleh 14 pertunjukan dari 15 negara berupa tarian, nyanyian, seni teater serta 21 booth kuliner khas dari 21 negara.

Acara ini dimulai sekitar pukul 19.00 dengan sebuah tarian dari Indonesia yang diwakili oleh Papua. Kemudian dilanjutkan dengan pembukaan oleh rektor UNS, Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS. “Dengan mengucap bismilah dan menggoyangkan mainan ini, acara ini saya buka,” kata Ravik sembari  menggoyangkan mainan tradisional kelontongan yang diikuti oleh seluruh peserta dalam acara tersebut.

Yosakoi-Soran Bushi Dance, tarian dari Jepang yang dibawakan oleh siswa-siswi dari SMK Muhammadiyah 5 Surakarta menjadi penampil dari luar negeri pertama. Kontingen lain dari Madagaskar, Vietnam, Ukraina, China hingga Bangladesh pun ikut memamerkan budaya mereka yang sontak membuat gemuruh tepuk tangan dan bunyi mainan kelontongan oleh ribuan penonton yang memadati auditorium hingga lantai atas.

Sekitar pukul 21.00 acara yang paling ditunggu malam itu yaitu sesi kuliner berubah menjadi pusat perhatian. Penonton yang semula duduk di kursi yang disediakan sontak ikut berbondong-bondong mendekat ke booth kuliner yang berada melingkar disetiap sudut gedung. Sesi ini dibuka oleh rektor dan beberapa pejabat lainnya sebagai orang pertama yang menikmati sajian khas dari setiap negara kemudian baru diikuti penonton yang sudah berdesakan menunggu hidangan dari mancanegara tersebut.

Penampilan berikutnya datang dari Kepulauan Pasifik yang membawakan tarian Meke. Tak ketinggalan juga perwakilan dari Uzbekistan dan Kamboja yang menampilkan tarian dan nyanyian tradisional mereka. Salah satu acara utama malam itu yaitu Fashion Show kembali membuat penonton bersorak setelah memamerkan busana tradisional dari 14 negara.

Hingga waktu menunjukan pukul 23.00 suara kelontongan masih ramai terdengar. Penampilan dari Timor Leste menutup acara malam itu dengan sebuah tarian diiringi dengan alat musik sejenis kendang membuat penonton ikut bergoyang bersama. Hal menarik terjadi saat rektor ikut berjoget bersama dan diikuti oleh beberapa penonton yang juga naik ke atas panggung.[Inang red.uns.ac.id]

Skip to content