UNS, Kampus Pertama Terapkan Technopreneurship Curriculum

SOLO – Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Marzan Iskandar menyatakan bahwa UNS Solo menjadi perguruan tinggi pertama yang menyelenggarakan mata kuliah Technopreneurship di Fakultas Teknik. Ia berharap agar UNS menjadi salah satu perguruan tinggi yang memelopori pengembangan technopreneur secara terstruktur dengan menerapkannya dalam proses pendidikan secara keseluruhan untuk membangun budaya inovasi. Hal itu Marzan sampaikan dalam sambutannya pada acara Sosialisasi Wirausaha Industri Inovatif ke-3 di Auditorium, Jumat (13/4/2012).

Marzan menjelaskan bahwa tantangan baru di Indonesia adalah semakin bertambahnya jumlah pengangguran intelektual lulusan perguruan tinggi. Pada September 2011, lanjut Marzan, pengangguran intelektual telah mencapai 1.132.751 orang atau meningkat 15,71 persen dibandingkan tahun 2010. “Hal ini banyak disebabkan oleh orientasi sarjana yang mencari kerja tapi bukan menciptakan pekerjaan. Oleh karena itu, peningkatan minat kewirausahaan sangat perlu untuk diperhatikan,” ungkap Marzan.

Dalam sambutannya Marzan juga menyayangkan banyaknya talenta Indonesia yang ‘terpaksa’ ke luar negeri karena lingkungan yang kurang suportif atau ekosistem yang kurang mendukung di dalam negeri. Padahal, banyak hasil-hasil invensi teknologi baik dari lembaga riset maupun universitas yang sangat kurang dapat dimanfaatkan oleh industri. Ia pun menjelaskan mengenai upaya pemerintah menghadapi permasalahan tersebut melalui “Peran intermediasi di Indonesia sebagai wahana pembinaan calon pengusaha atau pengusaha yang berbasis teknologi untuk menjadi wirausaha indutri inovatif yang berdaya saing, tangguh, dan mandiri,” jelas Marzan.

Hal senada dingkapkan Menteri Riset dan Teknologi RI Gusti Muhammad Hatta. Ia mengakui masih minimnya pemanfaatan hasil-hasil riset oleh kalangan industri. Hal itu disebabkan, Hatta menjelaskan, banyaknya kelompok industri yang tinggal melaksanakan hasil riset perusahaan induknya. Menghadapi situasi itu, lanjut Hatta, pemerintah tengah berupaya meyakinkan kalangan pengusaha nasional untuk memproduksi hasil-hasil riset yang dihasilkan di dalam negeri. “Perlu dipertemukan tiga unsur yang meliputi Academy, Bussinessman, dan Govevernment. Salah satunya dengan event-event semacam ini,” ungkapnya.

Menristek menargetkan pada 2014 Indonesia telah memiliki produk mobil listrik Indonesia. UNS sendiri telah memiliki prototype mobil listrik dengan SEMAR-T dan SEMAR-G.[]

Skip to content