Dr. Ir. Maman Suherman, M. M., Menuai Sukses dari Perantauan

Dr. Ir. Maman Suherman, M. M.

Namanya Maman Suherman. Alumni S1 Agronomi UNS angkatan tahun 1979 yang kini tengah menjabat sebagai Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi di Kementerian Pertanian. Sosoknya begitu bersahaja dan ramah. Bersama istri, Wikawati dan dua orang anak, Zena dan Dava, ia menjalani rutinitasnya di Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Jabatan tinggi di Kementerian Pertanian itu diraihnya dengan usaha dan kerja keras. Salah satunya dengan meninggalkan kampung halaman/merantau semasa kuliah. Setelah lulus dari SMA N Kuningan, Jawa Barat, Maman memutuskan melanjutkan pendidikan di Kota Solo.

Dr. Ir. Maman Suherman, M. M.
Dr. Ir. Maman Suherman, M. M.

Jarak Solo – Kuningan yang tidaklah dekat, membuat Maman mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang tempat mencari ilmunya tersebut. Akhirnya, lewat teman kakak kelasnya, ia tahu bahwa di Kota Solo ada universitas negeri baru. “Saya dapat informasi dari teman kakak kelas yang kuliah di Yogya, bahwa ada Universitas Negeri baru di Solo, yang fasilitas dan jurusannya lengkap, sehingga banyak pilihan,”terangnya lewat surat elektronik. Selain itu, Maman juga mendengar informasi bahwa universitas tersebut berencana akan menjadi universitas terbesar se-Asia Tenggara. Informasi-informasi yang ia peroleh tersebut, membuatnya yakin untuk berkuliah di UNS. Walau tak banyak teman SMAnya yang ikut mendaftar, ia tetap memantapkan hati untuk memilih UNS.
Setelah dinyatakan diterima di UNS, Maman tak menyia-nyiakan kesempatan untuk kuliah. Dengan berpegang teguh pada prinsip kerja keras, kerja cerdas, dan kerja tekun, akhirnya ia resmi mendapat gelar Ir (Insinyur) pada tahun 1984. Tak berhenti di strata-1 saja, pria kelahiran Kuningan tersebut kembali meningkatkan kemampuannya di Sekolah Tinggi Ekonomi IPWIJA Jurusan Marketing, Jakarta dan lulus tahun 1996. Lalu mendapat gelar doktor di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) jurusan Manajemen Pendidikan dan lulus pada tahun 2011.

Tak ada perjuangan yang sia-sia

Seperti yang pernah disampaikan Andri Rizki P, Pendiri Yayasan Peduli Anak Bangsa (YPAB) Jakarta dalam bukunya berjudul Orang Jujur Tidak Sekolah, bahwa kelak setiap perjuangan, usaha, dan kerja keras pasti akan terbayarkan. Itu semua hanya masalah waktu.
Begitu pula dengan Maman Suherman. Kini ia dapat menikmati hasil kerja keras yang telah ia usahakan selama ini. Perjalanan waktu telah mengubah keadaannya. Maman mengisahkan perjalanan karirnya. Setelah lulus dari UNS pada tahun 1984, ia kembali merantau ke Jakarta. Saat itu tujuannya adalah melamar kerja pada Departemen Pertanian. Berbagai tahapan seleksi pun diikuti dengan baik, akhirnya setahun selepas wisuda, Maman diterima menjadi honorer dan baru diangkat CPNS bulan September 1986.
Ia juga pernah terlibat dalam proyek bernama Secondary Food Crops Development Project (SFCDP-USAID) pada tahun 1986 sampai 1990. SFCDP-USAID merupakan bentuk kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan Amerika Serikat (USAID). Tujuan diadakan proyek tersebut untuk mengembangkan tanaman pangan sekunder di Indonesia.
Bergelut di Kementerian Pertanian selama kurang lebih 26 tahun, membuat sosok yang satu ini semakin memahami dunia pertanian di Indonesia. Sehingga pada tanggal 8 September 2011, Maman diberi tanggung jawab menjadi Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi. Sebelumnya, ia pernah menjadi sekretaris proyek usaha intensifikasi, pemimpin proyek, Kasubdit (Kepala Sub Direktorat), Kepala Bagian Umum, hingga Kepala Bagian Keuangan dan Perlengkapan pada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Menurutnya setiap orang dapat menjemput kesuksesannya masing-masing. Tentunya tidak dengan instan seseorang langsung meraih sukses. Perlu adanya usaha yang sungguh-sungguh. Kemudian terus belajar meningkatkan profesionalitas diri, bergaul seluas-luasnya dengan banyak kalangan, dan tak lupa untuk merefresh jiwa kita dengan olahraga, bersenandung, juga bersantai di waktu luang. Maman juga mengingatkan untuk senantiasa berdoa setiap saat. “Tuhan pasti akan selalu melindungi kita semua,”imbuhnya.
Di tengah kesibukan menyukseskan Upaya Khusus Pencapaian Swasembada Berkelanjutan Padi dan Swasembada Jagung serta Kedelai, Maman memiliki harapan untuk almamater tercintanya. Ia berharap UNS menjadi perguruan tinggi terbaik tingkat internasional. “UNS menjadi salah satu Perguruan Tinggi terbaik tingkat internasional/global dan sebagai salah satu universitas terbesar di Asia Tenggara seperti harapan pendahulu,”tukasnya penuh harap. [*]

Skip to content