D-3 TI FMIPA Ajak Mahasiswanya Jadi Pebisnis Game

Samuel Henry berikan materi dalam acara GameDev, Technical and Business, Senin (30/3/2015).
Samuel Henry berikan materi dalam acara GameDev, Technical and Business, Senin (30/3/2015).

Program Studi Diploma III (D-3) Teknik Informatika (TI) FMIPA UNS menggelar Workshop GameDev, Technical and Business di Aula Gedung B FMIPA Lantai 4, Senin (30/3/2015). Narasumber yang hadir dalam workshop ini adalah Wicak Hidayat, wartawan Kompas yang juga sering menjadi juri lomba start-up company, dan Samuel Henry, seorang praktisi game dari Jogja Digital Valley dan mentor Gameloft.

Fokus dalam acara ini adalah mengajak mahasiswa untuk membuat produk yang dasarnya dari sebuah game dan menjadikan produk tersebut menjadi sebuah bisnis. “Pak Samuel mempunyai kemampuan yang bagus untuk komunikasi bisnis game,” jelas Antonius Bima Murtiwijaya, penanggung jawab acara tersebut.

Samuel sendiri menjelaskan beberapa pengalamannya selama menjadi praktisi game. Dia juga memberikan cara-cara membuat game dalam waktu singkat dan mengatakan suatu tren di Indonesia akhir-akhir ini. “Orang-orang Indonesia itu sekarang lebih suka bermain game-game yang ringan (sambil memberitahukan beberapa judul permainan berukuran kecil),” kata Samuel yang diiringi gelak tawa peserta.

Peserta terdiri dari 130 mahasiswa tingkat akhir D-3 TI, 50 anggota Dilo Solo, dan 20 orang dari mahasiswa umum. Workshop ini juga diadakan berkaitan dengan banyaknya mahasiswa tingkat akhir yang mengerjakan tugas akhir (TA) bertema game. Kebanyakan dari mereka setelah lolos tahap pendadaran, garapan mereka hanya selesai di tataran tersebut, tidak dilanjutkan ke tahap bisnis. “Saya kira ini sangat pas buat mereka, bagaimana mereka bisa membuat tugas akhir, selesai bikin tugas akhir, lalu bisa dijual barangnya,” Bima menjelaskan.

Prodi ini juga bekerja sama dengan Digital Innovation Lounge (Dilo) Solo yang merupakan pusat interaksi peminat dan pelaku industri kreatif digital dan juga Terasolo yang memberitakan usaha kecil dan menengah (UKM) di lingkungan Solo Raya.

Bima juga menyampaikan bahwa acara ini merupakan momentum. Momentum agar nantinya Dilo Solo bisa menjadi markas start-up company bagi mahasiswa yang sudah lulus, sehingga Prodi D-3 TI juga bisa menyatu dengan komunitas-komunitas yang ada di Solo.

Sedangkan Terasolo, masih menurut Bima, didatangkan untuk menawarkan kerja sama kepada peserta yang hadir. Kerja sama tersebut dalam bentuk belajar bersama. Bagi mahasiswa yang tertarik untuk belajar bagaimana mengelola website, berbisnis, dan cara berkomunikasi—terkait dengan fokus gerak Terasolo yang memberitakan masalah bisnis dan menjadi perantara untuk penjual dan pembeli. [] (dodok.red.uns.ac.id)

Skip to content