Panglima TNI: Ancaman Utama Mendatang untuk Indonesia adalah Energi dan Pangan

Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) ke-21 sekaligus bertepatan dengan adanya penyelenggaraan TNI-UNS Technomilitary Festival, Panglima TNI Gatot Nurmantyo memberikan kuliah umum yang bertema “Menghadapi Ancaman Menyadari Jati Diri sebagai Modal Membangun Republik Indonesia Emas”. Kegiatan diselenggarakan di Auditorium Universitas Sebelas Maret (UNS), Kamis (11/8/2016). Dalam kuliah umum tersebut hadir pula Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), Intan Ahmad; Rektor UNS, Ravik Karsidi;  Pangdam Diponegoro, dan peserta Temu Nasional Mahasiswa Bidikmisi, Afirmasi Pendidikan (ADik) Papua, SM-3T, dan PPG.

energi
Panglima TNI, Gatot Nurmantyo.

Gatot Nurmantyo mengungkapkan bahwa ancaman utama yang akan dihadapi Indonesia di masa mendatang adalah ancaman energi dan pangan. Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah sehingga memicu terjadinya perebutan oleh bangsa lain. “Depresi ekonomi, meroketnya tingkat kejahatan dan rusaknya tatanan masyarakat sudah dimulai. Jika kita tidak berhati-hati dan hanya santai menanggapinya, maka ancaman tersebut akan benar-benar terjadi.” imbaunya. Ia menekankan bahwa generasi muda harus mencari solusi untuk menghindari dan mengatasi konflik berlatar energi tersebut.

Menurut Gatot, kondisi demografis dan geografis di Indonesia merupakan modal untuk mewaspadai konflik di masa yang akan datang. Geografis yang terdiri dari darat dan laut yang harus diolah bersama, sehingga Indonesia menjadi negara agraris, negara maritim, serta negara industri. Kemudian mengenai demografis, yakni kearifan lokal di mana masyarakat Indonesia berasal dari bangsa patriot yang akan bersatu  membela negaranya. “Selain itu, kita memiliki Pancasila yang luar biasa. Pancasila hanya dimiliki Indonesia dan sebagai warga nergara kita harus mewujudkannya,” tambahnya. Di masa mendatang, Gatot bermimpi bahwa Indonesia dapat menghasilkan produk sendiri seperti motor, mobil, maupun handphone yang akan diberi merek “GARUDA”.

Disela-sela pidatonya, Gatot Nurmantyo juga memberi kesempatan kepada para peserta kuliah umum untuk berdikusi tentang pendapat bagaimana cara mengatasi konflik energi di masa yang akan datang. Ia berharap agar yang datang dapat menggunakan peluang dengan sebaik-baiknya untuk membangun dan meneruskan cita-cita bangsa supaya Indonesia menjadi negara yang lebih baik. [elsa.red.uns.ac.id]

Skip to content