Apa Kata Panitia dan Maba tentang PKKMB Daring UNS?

UNS – Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta untuk pertama kalinya menggelar Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) pada 14-20 September 2020 secara daring akibat pandemi Covid-19 yang masih melanda Indonesia.

Pada tahun ini, mahasiwa yang tergabung dalam kepanitiaan, menggelar PKKMB dengan nama Mahasura Muda 2020. Nama tersebut dipilih untuk menggambarkan pejuang muda yang dipenuhi dengan harapan dan tekad yang besar.

Dengan mengusung jargon Mahasura Muda Pembelajar! Pencipta! Dan penggerak! Panitia PKKMB Mahasura Muda UNS 2020 ingin Maba UNS dapat menjadi pribadi yang setia meramu perubahan, melahirkan gagasan yang out of the box, berinovasi, dan berani mengambil risiko.

Lalu, seperti apa tanggapan panitia dan Maba atas terselenggaranya PKKMB daring pertama kali ini?

uns.ac.id berkesempatan berbincang dengan Ketua Pelaksana PKKMB Mahasura Muda UNS 2020, Raditia Yoke Pratama. Yoke –sapaan akrabnya—mengatakan banyak tantangan yang harus ia lalui agar dapat menggelar PKKMB secara daring untuk pertama kalinya.

Tak seperti PKKMB pada tahun-tahun sebelumnya yang digelar secara luring dan mengumpulkan Maba UNS dari seluruh penjuru negeri. Tahun ini, Maba UNS hanya bisa menyaksikan jalannya PKKMB melalui layar gawai mereka.

“Selama menyusun konsep dan proses, kami mengalami beberapa kesulitan, diantaranya kesulitan mengarahkan Maba untuk terlibat dalam acara PKKMB, karena online maka kesulitan untuk memantau secara riil. Tapi kami yakin 70-80 persen Maba mengerti apa yang akan kami sampaikan kepada mereka,” ujar Yoke.

Mahasiswa asal Program Studi (Prodi) Sosiologi ini juga mengatakan persiapan rekan-rekannya dalam menyusun pemecahan rekor pada Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) cukup berat.

Selama seminggu memersiapkan konfigurasi paper MOB yang melibatkan 4.500 Maba, Yokee mengatakan pihaknya dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan teknologi.

“Kami dituntut untuk sabar membuat rekor MURI-nya. Kami juga pakai buku panduan jadi tahun ini membuat inovasi buku panduan Maba agar mereka lebih mudah mengerti apa yang kami sampaikan,” lanjut Yoke.

Selain Yoke, panitia PKKMB Mahasura Muda UNS 2020 lainnya, Viviana Difa, juga menceritakan pengalamannya selama ambil bagian dalam kegiatan ini. Sebagai Kepala Bagian Media, PKKMB yang digelar secara daring, disebut Viviana, harus didukung dengan penyampaian informasi yang maksimal melalui media sosial.

“Jelas banyak (red: kesulitannya). Apalagi, ini pertama kali dilaksanakan PKKMB secara online. Terus, kalau online otomatis Maba mantenginnya Sosmed jadi media harus maksimal dan bisa memperkenalkan UNS dan segala macam yang ada di dalamnya,” ujar Viviana.

Meski banyak tantangan yang harus dihadapi, Viviana mengaku bersyukur atas apresiasi dan pujian yang dialamatkan kepada panitia PKKMB Mahasura Muda UNS 2020. Baginya, hal tersebut dapat memompa semangat rekan-rekannya dalam berkarya dan menjadi obat penghilang rasa lelah dibalik usaha menyiapkan PKKMB agar berjalan dengan lancar.

“Maba banyak banget yang mengapresiasi karya-karya kami tahun ini. Alhamdulillah, engagement-nya tinggi banget, banyak Maba yang mengapresiasi karya anak-anak media, seperti respon admin yang ramah dan lain-lain,” lanjutnya.

Selain mewawancarai panitia PKKMB, uns.ac.id juga menghubungi salah satu Maba UNS. Ia adalah Krisna Murti. Melalui pesan singkat, Krisna yang diterima pada Prodi DIII Komunikasi Terapan Sekolah Vokasi (SV) UNS mengatakan PKKMB tahun ini berjalan seru meski harus digelar secara daring.

“Rasanya ikut PKKMB online sangat seru karena merupakan pengalaman baru saya dan teman-teman untuk mengikuti PKKMB online,” ungkap Krisna.

Ia juga mengungkapkan rasa bangganya dapat ambil bagian dalam pemecahan rekor MURI dengan pembuatan konfigurasi paper MOB yang melibatkan 4.500 Maba UNS. Humas UNS

Reporter: Yefta Christopherus AS
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content