FP UNS Gelar Webinar Pengembangan Agroekowisata dan Ekonomi Kreatif Pedesaan

UNS — Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar webinar bertajuk “Pemberdayaan dan Pengembangan Desa Wisata di Indonesia: Agroekowisata dan Ekonomi Kreatif di Pedesaan”, Senin (23/11/2020), melalui Zoom Cloud Meeting.

Dalam kesempatan ini, turut hadir pula Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Alumni UNS, Prof. Kuncoro Diharjo, dan Dekan FP UNS, Prof. Samanhudi.

Selain itu, FP UNS juga mengundang sejumlah pembicara untuk mengulas pentingnya pemanfaatan agroekowisata dan ekonomi kreatif bagi pengembangan pariwisata di daerah pedesaan. Mereka adalah Syarafudin, Ph.D (Kepala Pusat Penelitian Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) RI), Dr. Agung Wibowo (Dosen Pengembangan Masyarakat UNS), Irfan Asy’ari Sudirman (Dewan Penasihat KADIN Indonesia), dan Dr. Intan Novela (Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNS).

Acara dibuka langsung oleh Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Alumni (UNS), Prof. Kuncoro Diharjo. Dalam sambutannya, ia mengatakan perlu adanya sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat dalam pengembangan pariwisata.

“Tanggung jawab perguruan tinggi adalah melakukan pendidikan dan pengembangan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dibidang kepariwisataan,” ujar Prof. Kuncoro.

Sebagai pembicara pertama, Syarafudin, Ph.D memaparkan materinya berjudul “Pengembangan Kawasan Agroeduwisata”. Ia menerangkan Kementan RI memiliki target untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan.

Target tersebut diupayakan melalui peningkatan produktivitas pangan nasional, memperlancar distribusi pangan, mempermudah akses transportasi, menjaga stabilitas harga, dan mengembangkan buffer stock, dan intervensi pasar dengan operasi pasar.

“Pengembangan komoditas pertanian punya nilai ekonomi tinggi, melalui skala ekonomi yang memadai, bersifat tematik, dan melalui pendekatan inovasi pertanian yang difungsikan sebagai tempat pelatihan, pemagangan, dan tempat wisata yang ramah lingkungan,” ujar Syarafudin, Ph.D.

Di hadapan peserta webinar, Syarafudin, Ph.D juga mendorong Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Gunung Bromo yang dikelola UNS agar menjadi kawasan agroeduwisata.

Ia mengatakan kawasan pengembangan komoditas pertanian harus didukung dengan kemitraan usaha, pusat diseminasi, advokasi bisnis ke masyarakat luas, dan ramah bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

Menyambung pemaparan materi Syarafudin, Ph.D, pembicara kedua, Dr. Agung Wibowo menyinggung soal pentahelic yang terdiri dari pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat, dan media sebagai faktor penentu keberhasilan agroekowisata.

Dalam hal ini, ia menyampaikan mahasiswa memiliki 5 peran sebagai agent of change, guardian of value yang berarti mahasiswa menjadi penjaga nilai-ilai dalam masyarakat, seperti kejujuran, keadilan, gotong royong, integritas, dan empati, iron stock yaitu mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa dan sebagai kekuatan penjaga moral (moral force), dan social control.

“Mahasiswa sebagai bagian dari akademisi memainkan peran strategis dalam mengembangkan agroekowisata di masa depan. Hal ini karena mahasiswa sebagai generasi milenial, memiliki kedekatan dengan dunia digital, sehingga merekalah yang membawa masa depan bangsa ini, mau dibawa kemana,” tutur Dr. Agung Wibowo.

Pembicara lainnya, Irfan Asy’ari Sudirman menerangkan sektor pariwisata merupakan penyumbang devisa terbesar bagi Indonesia. Namun, akibat pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak awal bulan Maret tahun ini sektor pariwisata mengalami kelesuan.

Walau mengalami penurunan, Irfan Asy’ari Sudirman melihat adanya sektor yang bisa bertahan ditengah pandemi Covid-19. Sektor tersebut adalah agrikultur.

Ia menerangkan di masa pandemi, bidang agrikultur bisa lebih bertahan dari pada bidang lain sehingga pemanfaatan industri pariwisata berbasis pertanian memiliki peluang besar untuk tumbuh. Humas UNS

Reporter: Yefta Christopherus AS
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content