Layak jadi Percontohan, Ketua MRPTNI Bagikan Pengalaman UNS saat Membuka PTM

Layak jadi Percontohan, Ketua MRPTNI Bagikan Pengalaman UNS saat Membuka PTM

UNS — Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) yang juga Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Prof. Jamal Wiwoho membagikan pengalaman UNS saat membuka Perkuliahan Tatap Muka (PTM) pada Senin (6/9/2021) lalu.

Pengalaman itu disampaikan Prof. Jamal saat menjadi pembicara dalam webinar Silaturahmi Merdeka Belajar bertajuk “Perguruan Tinggi Siap Belajar Optimal dengan PTM Terbatas” yang digelar oleh Kemdikbudristek RI, Kamis (23/9/2021) sore.

Prof. Jamal mengatakan, UNS berani membuka PTM sebab PPKM di Kota Surakarta sudah turun menjadi level 3. Selain itu, UNS juga sudah mendapat izin dari Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka untuk membuka PTM.

“Mengapa kemudian perlu untuk PTM terbatas itu karena percepatan vaksinasi secara khusus kalau di Solo itu warga yang divaksin sudah 99% jadi hampir 100%. Sedangkan, untuk dosen dan tenaga kependidikan di UNS sudah 100% dan khususnya mahasiswa yang ada di Surakarta juga sudah divaksin,” ujar Prof. Jamal.

Hal-hal lain yang menjadi dasar bagi UNS untuk membuka PTM adalah kesiapan sarana dan prasarana. Prof. Jamal menyampaikan, ruang perkuliahan, sanitasi, dan fasilitas kebersihan sudah sesuai dengan Protokol Kesehatan (Prokes) Covid-19.

Prokes Covid-19 yang dilakukan UNS diantaranya dengan memperketat sistem pengecekan suhu tubuh sebelum memasuki wilayah kampus dan ruang perkuliahan, penyediaan hand sanitizer, penggunaan masker, dan penyemprotan cairan disinfektan di fasilitas perkuliahan.

“Kita harus menyiapkan (red: sarana prasarana) sehubungan dengan keputusan kita membuka kampus. Termasuk klinik kesehatan atau RS UNS direkturnya kita tunjuk sebagai Ketua Satgas Covid-19 di UNS. Dan, kita juga berkoordinasi dengan Pemkot Surakarta dengan Satgas Covid-19,” kata Prof. Jamal.

Dalam kesempatan itu, Prof. Jamal mengungkapkan keberanian UNS untuk membuka PTM juga didasari atas kekhawatiran learning loss yang sudah terlalu lama dialami mahasiswa.

Prof. Jamal tidak ingin mahasiswa angkatan 2020 menjadi semakin tidak mengenali kampusnya. Selain itu, ia juga memahami kerinduan mahasiswa UNS yang sudah lama tidak berkuliah di kampus.

Oleh sebab itu, UNS langsung memprioritaskan mahasiswa angkatan 2020 sebagai peserta PTM di semester ganjil ini dan membuka laboratorium agar mahasiswa tingkat atas/ akhir dapat melakukan praktik.

Prof. Jamal menambahkan, bila di kemudian hari PPKM di Kota Surakarta telah turun ke level 2 atau 1, maka UNS akan memberi kesempatan bagi mahasiswa tingkat akhir untuk menjalani ujian skripsi, tesis, dan disertasi secara luring.

“Seandainya, kemudian kondisi daerah, khususnya di Solo itu level 3 turun ke level 2 atau level 1, kami akan mempertimbangkan untuk meningkatkan keikutsertaan dari 30% menjadi 40% menjadi 50% dan seterusnya seiring dengan penurunan (red: level PPKM) dan dapat normal kembali,” tambahnya.

Rektor PTN didorong untuk berani membuka PTM

Layak jadi Percontohan, Ketua MRPTNI Bagikan Pengalaman UNS saat Membuka PTM

Prof. Jamal mengutarakan apabila MRPTNI telah meminta PTN di wilayah-wilayah yang PPKM-nya berada di level 1, 2, atau 3 untuk membuka PTM.

Namun, keputusan untuk membuka PTM, disebut Prof. Jamal, menjadi hak dari pimpinan masing-masing PTN.

Apabila ada PTN yang sudah berani membuka PTM, Prof. Jamal mengingatkan dimulainya PTM harus mengedepankan prinsip bersyarat dan bertahap.

Bersyarat artinya, mahasiswa mengantongi izin dari orang tua, sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 minimal satu kali, dan tidak memiliki komorbid.

Sedangkan, bertahap yang dimaksud Prof. Jamal adalah untuk sementara waktu membatasi kapasitas ruang perkuliahan menjadi 30% saja dari kapasitas normal.

Jika kondisi sudah mulai membaik, maka tidak menutup kemungkinan jumlah mahasiswa yang mengikuti PTM dapat ditambah.

“Diharapkan pembukaan PTM ini tidak menjadikan klaster terbaru penyebaran Covid-19. Manakala terbukti bahwa pembukaan PTM ini kemudian menimbulkan klaster baru, maka PTM harus dihentikan sementara dan dilakukan tracing,” pungkas Prof. Jamal. Humas UNS

Reporter: Yefta Christopherus AS
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content