Proses Akreditasi ABEST21 untuk Magister Manajemen FEB UNS

Pascasarjana Program Magister (S-2) Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret (FEB UNS) Surakarta menerima visitasi akreditasi internasional dari The Alliance on Business Education and Scholarship for Tomorrow, 21st Century Organization (ABEST21). ABEST21 merupakan badan akreditasi bisnis bagi sekolah-sekolah bisnis, termasuk Program Studi Manajemen, di universitas se-Asia Pasifik. Lembaga yang didirikan pada 2005 tersebut bermarkas di Jepang.

Dekan FEB, Hunik Sri Runing Sawitri mengatakan bahwa visitasi tersebut memiliki agenda untuk melakukan puncak proses penilaian setelah kurang lebih 3 tahun melalui tahapan penilaian yang ditentukan. Ia juga mengungkapkan, hasil akreditasi internasional ini akan diumumkan pada November 2016 dan prodi tersebut akan dikukuhkan sebagai prodi pertama di UNS yang menerima akreditasi dari lembaga internasional.

(dari kiri) Jajaran Dekanat FEB UNS Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Lukman Hakim; Dekan FEB, Hunik Sri Runing Sawitri; Wakil Dekan Bidang Akademik, Muhammad Agung Prasetyo; dan Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan, Harmadi)
(dari kiri) Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Lukman Hakim; Dekan FEB, Hunik Sri Runing Sawitri; Wakil Dekan Bidang Akademik, Muhammad Agung Prabowo; dan Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan, Harmadi saat memberikan keterangan mengenai Proses Akreditasi dari ABEST21 untuk Magister Manajemen FEB UNS.

Dalam proses penilaian yang dilaksanakan pada Jumat (16/9/2016), ABEST21 melakukan wawancara dengan pimpinan kantor pusat UNS, pihak pengelola Prodi Manajemen, dan juga mahasiswa prodi tersebut. Selain itu, mereka juga melakukan pertemuan dengan para alumni dan mengunjungi fasilitas akademik dan nonakademik seperti ruang kelas, laboratorium, dan perpustakaan.

Lebih lanjut, Hunik mengungkapkan bahwa visi dan misi yang dimiliki FEB dinilai masih belum bersifat operasional. Sejalan dengan Hunik, Wakil Dekan Bidang Akademik, Muhammad Agung Prabowo membeberkan beberapa koreksi yang diberikan oleh ABEST21 lebih rinci. Ia mengatakan bahwa lembaga akreditasi tersebut memberikan masukan bahwa perlu adanya lembaga penilai yang independen untuk menilai program kerja yang dimiliki FEB. Hal tersebut berguna untuk menilai apakah program kerja itu memiliki hubungan dengan visi dan misi atau tidak.

Selain itu, kalau lulusan Prodi Manajemen tersebut ingin mampu berkompetisi di tingkat internasional, kurikulum yang diterapkan harus diarahkan ke internasional dan dosen yang ada harus bagus. “Kami bisa menjawab 2 hal itu, tapi yang kami nggak bisa njawab itu adalah masalah fasilitas (penunjang pendidikan—red.),” tuturnya. Menurutnya, ini menjadi masalah tidak hanya untuk fakultas tapi juga universitas. Pihaknya berencana akan mengajukan ke pimpinan kantor pusat bahkan Kemenristekdikti mengenai masalah ini karena hal itu terkait dengan kebijakan.

Agung menambahkan bahwa masukan-masukan dari lembaga internasional ini sangat berharga mengingat standardisasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) masih dirasa kurang oleh ABEST21. “Kita sebenarnya butuh masukan-masukan itu, bukan cuma sertifikatnya saja,” terangnya. Nantinya, masukan dari lembaga itu bisa dijadikan bahan pembelajaran untuk penilaian akreditasi dari lembaga  yang lebih tinggi lagi.[](dodo.red.uns.ac.id)

Skip to content