Workshop Pengelolaan Laboratorium, Kupas Tuntas SNI ISO/IEC 17025

Donny menjelaskan SNI ISO/IEC 17025 pada Workshop Pengelolaan Laboratorium, Jumat (16/10/2015).
Donny menjelaskan SNI ISO/IEC 17025 pada Workshop Pengelolaan Laboratorium, Jumat (16/10/2015).
Donny menjelaskan SNI ISO/IEC 17025 pada Workshop Pengelolaan Laboratorium, Jumat (16/10/2015).

Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP) bekerjasama dengan Molina serta Laboratorium Sistem Kualitas Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta selenggarakan “Workshop Pengelolaan Laboratorium Berdasarkan SNI ISO/IEC 17025”, Jumat (16/10/2015). Bertempat di Ruang Conference Lt. 3 LPPMP UNS, workshop ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas laboratorium agar sesuai dengan standar. Dengan standardisasi pengelolaan laboratorium, diharapkan mutu riset-riset hasil keluaran laboratorium juga sesuai dengan standard sehingga validitasnya dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini sangat penting dilakukan dalam upaya untuk mendukung visi universitas sebagai World Class University.

Donny Purnomo Januardhi Effyandono, Kepala Bidang Akreditasi Lembaga Sertifikasi Produk, Pelatihan dan Personel – Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi – BSN dihadirkan sebagai pembicara di antara 36 peserta yang terdiri dari berbagai perwakilan, antara lain : LPPM, laboratorium F-MIPA terpadu, tim Molina, laboran dan asisten laboratorium. Dalam paparannya, Donny Purnomo menjelaskan secara detail SNI ISO/IEC 17025 mulai dari persyaratan kompetensi laboratorium pengujian dan kalibrasi, merencanakan penerapan 17025 (Quality Planning), menerapkan 17025 (Quality Assurance), cara meningkatkan kepercayaan dalam penerapan 17025 (Quality Control dan Quality Assesment), serta cara merealisasikan peningkatan melalui penerapan 17025 (Quality Improvement). Dalam diskusi interakti, para peserta juga diberikan guideline dan catatan penting berupa kesalahan-kesalahan yang banyak dilakukan oleh berbagai organisasi dalam menerapkan 17025.

Bagi Donny, sebuah laboratorium yang baik memiliki pengelola harus memiliki kompetensi yang jelas dan didukung oleh peralatan.” Kelemahan lab di perguruan tinggi pada umumnya, pengelolaan tersebut diserahkan pada laboran-laboran. Bahkan penanggung jawab lab atau dosen jarang di situ. Ini yang menjadi kondisi umum di Indonesia. Kalau di perguruan tinggi yang advance di luar negeri justru lab menjadi sumber percobaan para dosen. Dan lab yang tidak berstandar, hasil riset yang di hasilkan dari lab tersebut tidak diterima pasar dan memiliki kepercayaan yang rendah,” jelas Donny.

Menurut Donny, untuk mempercepat implementasi 17025 di UNS adalah dengan cara laboratorium teknis yang berada di fakultas dapat menginduk pada Laboratorium Pusat (FMIPA Terpadu) yang telah terakreditasi oleh KAN (Komite Akreditasi Nasional). Secara fisik laboratorium tetap berada di fakultas masing-masing, tetapi pengeloaannya mengikuti Laboratorium Pusat. Sehingga proses akreditasinya hanya pada perluasan lingkup pengujian saja.[](red.uns.ac.id)

Skip to content