Jangan Abai Hipertensi

SOLO – Penyakit Hipertensi yang tidak terkontrol terbukti mampu memperparah kerusakan organ ginjal. Risiko ini meningkat kepada orang yang memiliki tekanan darah (systole) lebih dari 140 mmHg.

Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh Internis Senior Prof. Dr. HM. Bambang Purwanto, Sp.PD., KGH FINASIM, saat jumpa pers, Selasa (18/12/2012) di Che-eS Resto, Manahan, Solo. “Hipertensi yang tidak terkontrol jika tidak diperhatikan akan menyebabkan kerusakan ginjal semakin parah,” ungkapnya.

Bambang Purwanto menjelaskan, hipertensi kronis juga bisa menyebabkan si penderita kebal terhadap rasa nyeri. Hal itu berakibat pada ketidakmampuan penderita untuk merasakan nyeri di tubuhnya.

Inilah, Bambang menilai, yang lebih berbahaya dari hipertensi. Sebab, penderita tidak memiliki keluhan apapun kendati systole-nya melebihi 200 mmHg. “Sehingga bisa menyebabkan pembuluh darah pecah dan mengakibatkan kematian mendadak,” paparnya.

Selain itu, hipertensi yang diabaikan juga dapat menyebabkan komplikasi pada organ tubuh lainnya, seperti: otak dan jantung. Untuk itu, Bambang menyarankan supaya tensi harus dikendalikan hingga mencapai taraf normal.

Cara pengendalian itu, lanjutnya, sebaiknya dilakukan bertahap. Pasalnya, jika penurunan tensi dilakukan terlalu cepat akan menimbulkan keluhan seperti pusing atau vertigo.

“Penurunan tensi tersebut harus dilakukan sebaiknya 10 persen dan dipertahankan selama tiga minggu kalau perlu sampai tiga bulan,” tutur Bambang.

Mengonsumsi air minum sebanyak 1,5 sampai 3 liter perhari sangat baik untuk menjaga agar ginjal tetap prima. “Minum 1,5 liter sampai 3 liter perhari, lalu pola maka seperti sayuran, buah, ikan laut, dan ikan air tawar, terutama yang fresh lebih bagus,” urai Bambang.

Tak hanya itu, ia menandaskan pentingnya untuk menghindari ketergantungan terhadap obat dengan mengurangi konsumsi obat-obatan seperti: jamu, obat rematik, penghilang rasa sakit, obat penurun panas yang berpotensi merusak ginjal.

Prof. Bambang Purwanto yang menjadi guru besar ke-151 yang dimiliki UNS dan ke-36 di FK UNS itu sedianya akan dikukuhkan sebagai guru besar pada Kamis (20/12/2012) di Auditorium UNS.[]

Skip to content