Ribuan orang telah memadati halaman Auditorium Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta pada pagi itu, Rabu (7/9/2016). Mereka berbaris rapi sembari membawa map yang ditenteng di tangan. Dengung kegairahan meliputi penantian mereka, berharap pintu auditorium segera dibuka. Pukul 09.00 WIB tepat, antrian panjang mulai bergerak. Satu per satu pemburu pekerjaan memasuki auditorium yang telah dipenuhi stand dari berbagai perusahaan. Pada hari itu, UNS Solo Job Fair XIV resmi dibuka.

Wadah Pencari Kerja

UNS Solo Job Fair merupakan sebuah event rutin  yang diselenggarakan setahun dua kali oleh Career Development Center (CDC) UNS. UNS Solo Job Fair bertujuan untuk mempertemukan para pencari kerja dengan berbagai perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan. Dalam UNS Solo Job Fair XIV, terdapat 31 perusahaan yang ikut berpartisipasi, baik perusahaan pemerintah maupun swasta. Di antaranya adalah PT. Asuransi Kredit Indonesia, PT. Kalbe Farma, PT. Bank CIMB Niaga, Alfamart, PT. Paragon Technology and Innovation, PT. Indonesia Epson Industry, Shoe Town Group, Rosalia Indah, dan lain sebagainya.

Acara yang berlangsung selama dua hari ini, diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi pencari kerja dalam menemukan pekerjaan sesuai dengan latar belakang masing-masing. Pada hari pertama, UNS Solo Job Fair telah ramai dikunjungi oleh para pencari kerja dari berbagai daerah. Tysa (24) seorang pencari kerja asal Solo mengaku bahwa event seperti UNS Solo Job Fair memang memberikan kemudahan tersendiri. “Menurut saya, acara semacam ini sangat membantu. Kita (para pencari kerja) bisa tanya-tanya dulu sebelum melamar, mendapatkan informasi yang lebih akurat,” terangnya.

Harapan UNS

Saat membuka UNS Solo Job Fair XIV, Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni UNS Tunjung Wahadi Sutirto mengemukakan bahwa setiap tahun UNS mengadakan empat kali wisuda, yang mana UNS menghasilkan tak kurang 6000 alumni setiap tahunnya. Tunjung mengungkapkan bahwa perlu adanya sinergi antara jumlah alumni yang lulus dengan keadaan dunia kerja. UNS telah menghasilkan alumni-alumni yang memiliki softskill dan hardskill yang seimbang, dan tidak ada lagi lulusan dengan indeks prestasi kumulatif di bawah 3. Menurut Tunjung, kualifikasi tersebut merupakan salah satu modal yang akan diperhitungkan ketika berhadapan dengan dunia kerja. “Dengan kualifikasi semacam itu, ditambah dengan budaya kerja ACTIVE, saya yakin lulusan UNS diperhitungkan dalam dunia kerja. Budaya ACTIVE membangun personalitas. Jadi dalam dunia kerja tidak hanya identitas, tapi juga personalitas,”  tutupnya.[](anggiayu.red.uns.ac.id)