Diplonary UNS 2019, Korean Reomit Berbagi Tips Menjadi Milenial yang Kreatif dan Tangguh

UNS – “Hello guys! Welcome back to Korean Reomit bersama orang Korea yang medok.” Pasti kebanyakan dari Anda tidak asing dengan kalimat di atas bukan? Ya, kalimat tersebut adalah bagian dari opening yang selalu diucapkan Hansol Jang di saluran Youtubenya, Korean Reomit.

Baru-baru ini, konten kreator asal Korea Selatan tersebut menyambangi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dalam acara Diplonary 2019 yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Diploma (HMD) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNS di Gedung Auditorium G. P. H Haryo Mataram, Minggu (1/12/2019).

Hansol Jang yang akrab disapa Hansol tersebut, membagikan banyak pengalamannya sebagai konten kreator kepada mahasiswa-mahasiswi UNS yang hadir tentang bagaimana ia memulai kariernya di industri Youtube hingga ketenarannya sekarang ini.

“Saya itu mulai nge-Youtube karena jujur nilai aku dulu gak bagus-bagus amat. Dan juga udah kirim resume ke beberapa perusahaan. Jadi, Youtube-ku (saluran Korean Reomit) cuma buat penghias resume,” ujar Hansol Jang.

Meski awalnya hanya untuk pelengkap resume saat melamar kerja, namun berkat ketekunan Hansol dalam membuat konten, kini saluran Youtube Korean Reomit sudah memiliki 2,19 juta subscribers. Dengan banyaknya subscribers yang ia miliki tersebut, Hansol juga membagikan cara agar kontennya dapat terus dinikmati oleh subscribers setianya.

“Saya selalu membaca komentar penonton. Karena banyak input yang bisa diberikan oleh mereka. Seperti hobi saya yang suka makan dan ngomong yang itu sesuai dengan yang penonton mau,” lanjutnya.

Saat ditanya mengenai konsistensinya dalam berkarya, Hansol berujar bahwa apa yang ia dapatkan sekarang adalah berkat ketekunannya dalam melakukan hal-hal kecil. Seperti menekuni saluran Youtube-nya mulai dari jumlah subscribers yang sedikit hingga jutaan, ia melakukannya dengan senang hati.

“Dulu subscribers saya cuma ratusan. Tapi sekarang bisa jutaan. Cobao dulu hal-hal yang kecil baru kamu lakuin yang besar. Jumlah subscribers itu perlu diapresiasi. Emang jumlahnya lebih banyak dari tahun-tahun yang sebelumnya. Tapi, saya sudah berterima kasih,” katanya.

Selain itu, Hansol juga menambahkan bahwa dalam berkarya di industri Youtube, Hansol ingin agar kontennya dapat menyajikan banyak informasi mengenai Indonesia. Salah satunya adalah konsistennya Hansol dalam menggunakan bahasa Jawa dalam video Youtube-nya.

Sebelum berpamitan kepada bolo-bolo (sebutan subscribers Korean Reomit), Hansol berpesan agar cara berpikir kreatif perlu diutamakan oleh kaum milenial. Sebab, saat ini kemampuan manusia sedikit demi sedikit mulai tergantikan oleh peran robot dan artificiall intelegence (AI).

“Kalau kalian merasa tidak bisa, kalian harus lihat Youtuber. Jangan membatasi diri dengan beranggapan bahwa kalian hanya bisa menghasilkan dengan kerja di kantor saja,” ujar Hansol. Humas UNS/ Yefta

Skip to content