Dosen PKh UNS Gelar Pendampingan Pemanfaatan Aplikasi Braille Converter di Klaten

UNS — Sejumlah dosen Pendidikan Khusus (PKh) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan pendampingan kepada beberapa guru di Sekolah Luar Biasa (SLB) A YAAT Klaten. Acara pendampingan ini mengusung tema Pendampingan Pemanfaatan Aplikasi Braille Converter terhadap Guru SLB dalam Pengalihaksaraan Simbol Musik ke Simbol Braille di SLB Tunanetra YAAT Klaten. Acara berlangsung secara luring dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan pada Kamis (10/6/2021).

Acara ini dihadiri oleh 4 dosen PKh FKIP UNS yaitu Dr. Subagya, M.Si., Arsy Anggrelanggi, M.Pd., Erma Kumalasari, M.Psi., Psikolog, dan Priyono, S.Pd., M.Si. Sementara, guru SLB A YAAT Klaten yang hadir berjumlah 15 partisipan. Acara disambut oleh Kepala Sekolah SLB A YAAT Klaten, Muhammad Mufid Khoirudin, S.Pd. Pada sambutannya, ia berterima kasih kepada pihak PKh UNS yang telah mau hadir dan membagikan ilmu yang bermanfaat kepada para guru yang hadir.

“Kami berterima kasih kepada pihak PKh UNS yang sudah mau datang ke sini. Dengan adanya aplikasi ini, dapat mempermudah pembelajaran Braille yakni dari simbol musik ke huruf Braille,” ungkap Muhammad Mufid.

Acara dilanjutkan oleh pemaparan materi yang disampaikan oleh Dr. Subagya, M.Si. Sebelum menjelaskan mengenai penggunaan aplikasi, Dr. Subagya memperkenalkan kepada peserta bagaimana memahami ketukan dalam musik. Ia juga menjelaskan cara penulisan tanda oktaf dalam komposisi musik.

Dr. Subagya memaparkan bahwa cara penulisan tanda oktaf dalam komposisi musik adalah not pertama dari sebuah komposisi harus didahului oleh tanda oktaf yang pertama. Sedangkan, untuk not-not berikutnya digunakan beberapa ketentuan. Ketentuan-ketentuan tersebut yakni apabila not berikutnya membentuk interval seconde atau terts, not tersebut tidak diberi tanda oktaf. Selanjutnya, jika not berikutnya membentuk interval kuart atau kuint berbeda oktaf, not tersebut harus diberi tanda oktaf. Terakhir, apabila oktaf berikutnya membentuk interval sekt atau lebih, not tersebut harus diberi tanda oktaf.

Setelah memaparkan materi, Dr. Subagya menunjukkan langkah-langkah menggunakan sebuah aplikasi bernama Mitranetra Braille Converter (MBC) untuk pengalihaksaraan simbol musik ke simbol Braille. Kali ini, Dr. Subagya, dibantu oleh guru SLB A YAAT yang bernama Eko Swasto A.S., S.Pd. yang merupakan seorang tunanetra. Dr. Subagya meminta Eko untuk mempraktikkan penggunaan MBC dengan lagu Satu Nusa Satu Bangsa. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan tanya jawab dan peserta terlihat antusias. Humas UNS

Reporter: Zalfaa Azalia Pursita
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content