Ekonom UNS Minta Pemerintah Lakukan Mitigasi terhadap Sektor Riil

UNS — Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Lukman Hakim, Ph. D, meminta pemerintah melakukan mitigasi terhadap sektor riil yang terdampak pandemi Covid-19.

Permintaan tersebut disampaikan Lukman Hakim, Ph. D dalam Wedangan Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UNS edisi spesial bertajuk “Pemulihan Ekonomi di Masa Pandemi” pada Jumat (18/6/2021) malam, yang disiarkan melalui kanal Youtube resmi UNS.

Mitigasi terhadap sektor riil disebut Lukman sebagai suatu langkah yang penting sebab ia melihat dua perusahaan tekstil besar yang berada di kawasan Solo Raya, saat ini sedang digoyang oleh pandemi Covid-19.

“Jadi kalau kita menggunakan paradigma yang kita kenal dengan Indonesia Incorporated, bisa juga Solo Raya incorporated ini adalah tekstil. Tetapi, saat ini ada dua perusahaan tekstil besar yang terasa bergoyang. Maka betul bahwa dalam konteks text book yang harus kita siapkan sekarang adalah menyiapkan bagaimana memitigasi mereka,” ujar Lukman.

Lukman tidak ingin dua perusahaan tekstil besar yang selama ini mempekerjakan ribuan orang di kawasan Solo Raya bernasib seperti Lehman Brothers yang tumbang pada tahun 2008 silam.

Pada saat itu, Lehman Brothers yang menjadi bank investasi terbesar keempat di Amerika Serikat (AS) dinyatakan bangkrut pada 15 September 2008 dan menjadi pemicu krisis ekonomi dunia.

Kebangkrutan Lehman Brothers akhirnya menjalar ke seluruh penjuru dunia. Mulai dari Eropa, Jepang, Tiongkok, Korea, dan masih banyak negara mengalami dampak yang cukup parah hingga saham-saham di pasar modal terjun bebas.

“Ini disebut dengan ‘too big to fail’. Jadi, perusahaan yang sangat besar kemungkinan bisa jatuh dan jadi berbahaya sekali. Kita melihat pengalaman tahun 2008 AS mungkin karena negara yang sangat besar dia sangat jumawa ketika membiarkan Lehman Brothers tumbang. Tidak pernah ada diprediksi bahwa ketika ada lembaga keuangan yang besar yang tumbang dampaknya luar biasa. Andaikan waktu itu mau di laut di-bailout mungkin selamat,” terang Lukman.

Di hadapan Rektor UNS, Prof. Jamal Wiwoho, Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI, Prof. Wimboh Santoso, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Doni Primanto Joewono, dan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Dr. Hariyadi Sukamdani, ia mengingatkan jika perusahaan yang masuk klasifikasi ‘too big to fail’ tidak segera dimitigasi maka dampaknya dikhawatirkan akan merembet dan waktu pemulihannya cukup lama.

“Yang menjadi sangat penting dan saya garis bawah adalah pentingnya disiapkan mitigasi yang ‘too big to fail’ untuk menyiapkan situasi yang mungkin akan berlangsung agak lama. Banyak orang prediksi akhir tahun ini Covid-19 mungkin sudah mereda tetapi banyak juga yang prediksi jangan-jangan semakin parah. Tetapi, sektor keuangan yang sudah terlanjur bergerak seperti ini memang harus ada solusi yang yang sifatnya komprehensif,” tutupnya. Humas UNS

Reporter: Yefta Christopherus AS
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content