Kuliah Tamu UNS Mengundang Dosen dari Chiba University

Kuliah Tamu UNS Mengundang Dosen dari Chiba University

UNS — Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar Design Culture Class Series: Go Out Into the Field and Learn Life. Kegiatan ini merupakan realisasi kerja sama yang terjalin antara UNS dengan Chiba University. Kuliah tamu berlangsung di Aula Gedung HB. Sutopo Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) UNS, Senin (20/2/2023).

Terselenggaranya kegiatan ini melibatkan kolaborasi antara FSRD, Fakultas Teknik (FT), serta Pusat Studi Jepang (PSJ) UNS. Adapun Urban Rural Design & Conservation (URDC) Laboratorium dan Design Culture Laboratorium UNS turut andil dalam kuliah tamu. Para peserta yakni merupakan mahasiswa dari Program Studi (Prodi) Desain Interior FSRD UNS dan Arsitektur FT UNS. 

Aoki Hironobu, Ph.D., yang bertindak selaku dosen tamu merupakan dosen Laboratorium Design Culture Chiba University. Ia memaparkan bagaimana sebuah proses desain didapat dari sebuah budaya yang ada di Jepang. Proses desain yang terjadi akan berkelanjutan sebagai kekayaan yang baru.

Setidaknya terdapat 3 tahapan yang dipaparkan Aoki Hironobu, Ph.D. Berawal dari mencari dan menemukan kekayaan di masyarakat yang kemudian diolah dalam proses desain serta dikembalikan kepada masyarakat lokal. Menurutnya, rangkaian alur yang dilakukan tersebut akan mengaktivasi kembali kegiatan-kegiatan yang ada di dalam masyarakat.

Proses pencarian dan penemuan kekayaan di masyarakat dilakukan dengan survei lapangan serta wawancara. Pengumpulan gambar merupakan hal penting dalam proses ini. Menurut Aoki Hironobu, Ph.D., masyarakat lokal akan lebih antusias dalam menceritakan sebuah peristiwa apabila terdapat foto atau gambar.

“Saat manusia melihat foto, mereka akan melihat kembali hal-hal yang sebelumnya mereka kurang ingat,” ujar Aoki Hironobu, Ph.D.

Penyurvei juga mencari tahu seputar benda-benda yang khas digunakan dalam budaya masyarakat setempat hingga legenda-legenda lokal. Informasi dihimpun dalam sebuah catatan-catatan kecil. Hal tersebut dilakukan oleh para penyurvei yang umumnya mahasiswa dari Aoki Hironobu, Ph.D.

Semua informasi yang diperoleh kemudian ditransformasi ke dalam suatu desain yang merepresentasikan kekayaan budaya setempat. Desain ini nantinya dapat diaplikasikan ke beberapa contoh produk.

Meskipun mendesain banyak hal, aktivitas seorang pendesain tidak terbatas hanya pada hal tersebut. Hal terpenting adalah bagaimana pendesain dapat memanfaatkan kekayaan informasi yang telah didapat serta diproses menjadi sebuah desain.

“Yang paling terpenting adalah bagaimana kita dapat memanfaatkan resource yang telah kita dapatkan dan kita proses menjadi sebuah desain. Jadi tujuannya bukan hanya membuat desain tetapi bagaimana memanfaatkan resource,” terangnya.

Aoki Hironobu, Ph.D, menceritakan pengalamannya meneliti dan mengobservasi artefak sejarah yang ada di Chiba, Jepang. Ia mengkhawatirkan akan risiko hilangnya struktur sejarah yang terdapat di sana. Ada beberapa faktor yang berpengaruh seperti penuaan artefak, bencana alam, pencurian, serta vandalisme.

Sebagai upaya preventif, Aoki Hironobu, Ph.D., menggunakan 3D untuk menjaga kelestarian dari objek bersejarah. Salah satu metodenya menggunakan Handy Type 3D Scanner dan Photogrammetery. Metode tersebut menerapkan prinsip Structure for Motion (SfM) dengan meletakkan benda dan mengambil beberapa data foto dari beberapa sudut pandang.

“Ini adalah hal yang menarik karena prosesnya bukan hanya tentang mengambil data 3D tetapi yang paling penting adalah terbentuknya komunikasi antara warga dan pendesain. itulah makna sebenarnya dari proses desain ini,” jelas Aoki Hironobu, Ph.D.

Usai sesi kuliah diberikan, kegiatan berlanjut dengan sesi tanya jawab. Antusias peserta terlihat dari banyaknya mahasiswa yang bertanya seputar materi dan pengalaman yang dibagikan. Kegiatan kemudian ditutup dengan sesi foto bersama antara Aoki Hironobu, Dosen dan Mahasiswa UNS. Humas UNS

Skip to content