Kunjungan Dubes AS ke UNS Hasilkan Kerjasama Pengelolaan Sampah

Dubes AS

UNS – Kesadaran masyarakat akan pentingnya pengolahan sampah masih sangat rendah di Indonesia, sementara itu jumlah sampah yang di hasilkan tiap  rumah semakin meningkat. Apabila hal tersebut dibiarkan tentunya akan menjadi permasalahan yang besar. Seperti yang dikatakan oleh Ravik Karsidi, Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) dalam acara Kunjungan duta besar Amerika Serikat (AS) serta pemberian sertifikat kepada tim International Visitors Leadership Program (IVLP) UNS, Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar, Kamis (19/1/2017).

Bertempat di gedung pusat dr. Prakosa UNS, Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya menyatakan bahwa pihaknya sangat beruntung bisa belajar mengenai pengelolaan sampah yang ada di AS.

“Kunjungan kami ke AS bertujuan baik dan menguntungkan. Karena pengelolaan sampah yang dilakukan disana sudah tertata rapi,” terang Wardoyo.

(kiri ke kanan) Dubes AS, Rektor UNS serta Bupati Sukoharjo dalam Kunjungan AS pada Kamis (19/1/2017)

Senada dengan Wardoyo, Juliyatmono, selaku Bupati Karanganyar mengatakan bahwa pemerintah kabupaten Karanganyar akan segera menindaklanjuti hasil kunjungannya ke AS pada Desember lalu. Saat ini pengelolaan sampah akan dilakukan dengan sederhana yaitu dengan dipilah, dipacking, dan dijual. Selanjutnya, teknologi yang tepat untuk mengelola sampah akan terus dikembangkan dan diterapkan.

Joseph R Donovan Jr, Duta Besar AS untuk Indonesia, menyatakan bahwa kunjungan tim UNS, kabupaten Karanganayar, Kabupaten Sukoharjo ke AS serta kunjungan Dubes AS ke UNS merupakan satu hal yang positif dari hubungan kemitraan yang telah dibangun antara Indonesia dan AS, terutama dalam hal kemitraan strategis.

“Dalam diskusi tadi kami juga membahas mengenai langkah-langkah yang bisa kita tindak lanjuti. Karena kita merasa bahwa ini adalah langkah yang penting. Kita harus melanjutkan proses ini,” papar Joseph.

Sementara itu, Ravik berharap bahwa kerjasama antara Indonesia khususnya untuk UNS dan Solo tidak hanya berhenti pada pengolahan sampah. Namun juga dapat merambah ke bidang pendidikan, kebudayaan, dan bidang lainnya. (Refita Helya Shufia/Dty)

Skip to content