FK Lantik dan Ambil Sumpah 54 Dokter Baru

sumpah

Kemuliaan Dokter Terletak pada Sumpah Dokter

Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar “Sumpah Dokter 197” di Auditorium Gedung Pendidikan Dokter, Sabtu (30/7/16).  Pengambilan sumpah yang sudah digelar 197 kali sejak UNS berdiri ini merupakan hasil Rapat Yudisium Dokter yang dilakukan pada 12 Juli 2016. Rapat tersebut menelurkan Surat Keputusan (SK) Kepala Program Studi Profesi Dokter Nomor 716/UN27.06.11.1/PP/2016.

sumpah
Perwakilan dokter baru yang dilantik Adigama Priamas Febrianto saat berikan sambutan.

SK tersebut dibarengi dengan hasil Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter periode Mei 2016 yang dilaksanakan pada 21 Mei 2016 untuk Ujian CBT (Computer-based Test) dan 28-30 Mei 2016 untuk Ujian OSCE (Objective-structured Clinical Examination). Sebanyak 54 mahasiswa yang terdiri dari 18 laki-laki dan 36 perempuan dilantik dan disumpah sebagai dokter. Selain itu, dalam rapat tersebut, didapatkan rata-rata Indeks Prestasi Komulatif (IPK) adalah 3,44, dengan IPK tertinggi 3,65 diraih oleh Vidi Aditya Pamori Wibowo Putra.

“Fakultas Kedokteran UNS telah meluluskan 5.492 orang dokter, yang sudah tersebar di seluruh tanah air dan telah mengabdikan ilmunya pada berbagai instansi, baik bidang pelayanan, kesehatan, pendidikan, penelitian, serta sebagai dokter pemerintah swasta,” ujar Wakil Dekan Bidang Akademik Budiyanti Wiboworini saat menyampaikan laporan kelulusan dokter baru.

Amanat Dekan

Dekan FK Hartono mengawali sambutannya dengan mengucapkan terima kasih kepada beberapa rumah sakit yang berjejaring dengan UNS sehingga pelantikan dan pengambilan sumpah pagi itu berjalan dengan baik. Ia mengatakan bahwa salah satu tantangan yang cukup berat bukanlah kompetisi dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). “Karena uji kompetisi dan kurikulum yang diberlakukan di Indonesia sangat kompetitif secara skill dan teknik medis,” terangnya.

Jajaran pejabat dekanat FK UNS dan seluruh dokter baru berfoto bersama.
Jajaran pejabat dekanat FK UNS dan seluruh dokter baru berfoto bersama.

Yang jadi masalah hari ini, lanjutnya, adalah attitude (perilaku—Red.) dokter yang berkaitan dengan sumpah dokter. Suatu ketika ia diundang untuk menghadiri sebuah acara di Jakarta, ia bertemu dengan sesepuh di bidang kedokteran yang difasilitasi oleh Forum Alumni Kedokteran Indonesia. “Yang pertama dibahas adalah pendidikan dokter spesialis, yang kedua adalah indikasi kemerosotan etika dan moral dokter. Ini baru indikasi, mudah-mudahan alumni uns belum ada yang indikasi ke arah sana” tuturnya.

Poin pentingnya adalah para senior menyoroti kalau tidak hati-hati maka kemerosotan semakin terlihat di masyarakat dan menurunkan derajat kemuliaan seorang dokter. “Dokter jadi mulia itu karena ada sumpah dokter,” ucapnya.

Hartono berpesan kepada para dokter terbaru tersebut untuk mengabdikan ilmu untuk perikemanusiaan, kepentingan pasien, menjaga harkat dan martabat dokter, dan menghormati guru dan teman sejawat dokter. Menurutnya, sumpah dokter diucapkan bukan sekedar formalitas untuk mendapatkan ijazah.

Sebelumm menutup pidatonya, pesan lanjutanny adalah untuk menjaga nama baik fakultas kedokteran yang pada SNMPTN tahun ini meraih peminat terbanyak ke-3 nasional dan peraih peminat terbanyak ke-2 pada SBMPTN tahun ini. [dodo.red.uns.ac.id]

Skip to content