Tindak Lanjuti Kerja Sama, S2 Teknologi Pendidikan UNS Gelar Kuliah Umum bersama Wakil Rektor IV dan Direktur SEAMOLEC

Tindak Lanjuti Kerja Sama, S2 Teknologi Pendidikan UNS Gelar Kuliah Umum bersama Wakil Rektor IV dan Direktur SEAMOLEC

UNS — Program Studi (Prodi) S2 Teknologi Pendidikan (TP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menyelenggarakan kuliah umum pakar pendidikan dengan tema “Tren Teknologi pada Bidang Pendidikan di Era Digital” pada Rabu (23/9/2021) kemarin. Digelar secara daring melalui Zoom Cloud Meetings dan luring di UNS Inn, kuliah ini diikuti lebih dari 180 peserta.

Kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk tindak lanjut dari adanya kerja sama antara UNS, khususnya Prodi S3 Ilmu Pendidikan dan Prodi S2 Teknologi Pendidikan FKIP, dengan Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Open Learning Centre (SEAMEO SEAMOLEC) yang diteken pada hari yang sama.

Kuliah ini pun menghadirkan narasumber dari kedua belah pihak, yakni R. Alpha Amirrachman, M. Phil., Ph.D. selaku Direktur SEAMEO SEAMOLEC dan Prof. Dr. rer.nat.Sajidan, M.Si. selaku Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, Bisnis, dan Informasi UNS.

Dr. Triana Rejekiningsih, Kepala Prodi S2 Teknologi Pendidikan UNS, menuturkan bahwa kerja sama FKIP UNS dengan SEAMEO SEAMOLEC sebelumnya telah mewujudkan beragam inovasi dan penguatan media-media pembelajaran inovatif yang mampu menjadi bekal mahasiswa.

Hal senada juga diungkapkan oleh Dr. Mardiyana, M.Si., Dekan FKIP UNS, yang hadir memberi sambutan dan membuka jalannya acara. Dr. Mardiyana mengatakan, FKIP UNS dengan SEAMEO SEAMOLEC memang telah memiliki sejarah cukup panjang. Ia pun sangat mengapresiasi kuliah umum gelaran Prodi S2 TP UNS ini.

“Kerja sama yang lansung ditindaklanjuti, tidak hanya penandatanganan MoU tapi benar-benar ada aktivitas. Harapannya, kerja sama ini dapat berkontribusi dalam peningkatan kualitas pendidikan Indonesia. Terlebih di era pandemi yang menuntut beragam inovasi,” ujar Dr. Mardiyana.

Pengenalan SEAMOLEC

Mengawali materi, R. Alpha Amirrachman, M.Phil., Ph.D. lebih banyak mengenalkan kinerja SEAMOLEC dalam mendukung perkembangan pendidikan di negara-negara anggotanya. Ia menuturkan, salah satu yang menjadi fokus SEAMOLEC ialah pengembangan sumber daya manusia berkelanjutan untuk kemudian memanfaatkan pendidikan terbuka dan pembelajaran jarak jauh yang sudah dimulai sebelum pandemi Covid-19.

Tindak Lanjuti Kerja Sama, S2 Teknologi Pendidikan UNS Gelar Kuliah Umum bersama Wakil Rektor IV dan Direktur SEAMOLEC

Misi tersebut dilakukan melalui empat tugas utama, yakni pelatihan (dengan mitra), penelitian dan pengembangan, diseminasi informasi, serta konsultasi. Adapun tahapan pengembangan pembelajaran jarak jauh yang dilakukan SEAMOLEC untuk mitra terdiri atas persiapan, pengembangan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Pada tahap persiapan, SEAMOLEC akan merencanakan kegiatan pengembangan dan mengidentifikasi pengembangan program seperti apa yang dibutuhkan oleh mitra (dalam hal ini contohnya adalah perguruan tinggi). Entah kebutuhan pembekalan kompetensi, infrastruktur, maupun kebutuhan pendukung lainnya.
Sementara pada tahap pengembanngan, akan dilakukan pengembangan perangkat pembelajaran sesuai yang telah diidentifikasi sebelumnya. Kemudian untuk tahap pelaksanaan, ada lima indikator yang digunakan.

“Pengelolaan pelaksanaan pembelajaran, proses komunikasi, respons peserta didik, aktivitas belajar, dan hasil belajar. Luarannya berupa laporan hasil pelaksanaan pembelajaran.” jelas R. Alpha.

Urgensi HOTS

Sementara itu, Prof. Sajidan sebagai pemateri kedua menekankan pentingnya stimulasi keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS). Prof. Sajidan mengatakan, meskipun pembelajaran dilakukan secara digital, stimulasi HOTS tetap harus dilakukan. Hal ini selaras dengan kebutuhan keterampilan di era industri 4.0 saat ini.

Prof. Sajidan menambahkan, harus ada keseimbangan antara cognitive capacity (kapasitas kognitif) dan social complexity (kompleksitas sosial). Namun, di antara keduanya sering kali ada blind zone (mystery).

“Ini PR teman-teman Teknologi Pendidikan untuk membawa ini ke pembelajaran daring. Kuncinya adalah inovasi. HOTS ini sebagai Transfer of Knowledge,” tuturnya.

Menyinggung sistem pembelajaran hybrid, Prof. Sajidan mengatakan perlunya penyesuaian sistem dengan materi. Kapan sebuah materi diberikan secara daring, kapan perlu dilakukan praktik secara luring.

Misalkan untuk topik 1 dan 2 peserta didik belajar mandiri secara daring via LMS, mempelajari materi di video maupun bahan pembelajaran, case-based learning via diskusi forum yang diarahkan dalam kasus kontemporer, kontekstual, dan relevan.

“Lalu topik 3 dan 4 praktik di laboratorium,” imbuh Prof. Sajidan. Humas UNS

Reporter: Kaffa Hidayati
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content