Usung Fenomena Crossgender pada Lengger Lanang, Mahasiswa UNS Sabet Juara 1 Lomba Esai Tingkat Nasional

Usung Fenomena Crossgender pada Lengger Lanang, Mahasiswa UNS Sabet Juara 1 Lomba Esai Tingkat Nasional

UNS — Mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta meraih juara 1 lomba esai tingkat nasional. Ia adalah Akhyar Royan Fadhil, mahasiswa yang saat ini tengah duduk di semester akhir. Kompetisi bertajuk Sunan Kalijaga Festival Historia (Sukafestoria) ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Prodi Sejarah dan Kebudayaan Islam (HMPS SKI) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Dalam kompetisi esai tersebut, Akhyar berhasil menyisihkan 25 peserta dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Ia membuat esai mengenai fenomena crossgender yang banyak mengisi dunia hiburan masa kini.

Seperti yang kita ketahui hiburan yang tersedia pada masa kini sudah sangat beragam. Fenomena crossgender menjadi salah satu fenomena yang ikut mengisi konten-koten hiburan di jagat maya.

“Mereka adalah para konten kreator yang merepresentasikan keperempuanan dalam tubuh seorang lelaki. Menyikapi fenomena tersebut, saya mencoba meninjau dari fenomena yang sama dari sisi historis, yaitu kesenian lengger lanang dari Kabupaten Banyumas. Lengger lanang merupakan salah satu hiburan masyarakat Banyumasan yang memuat unsur persilangan gender antara feminin dan maskulin,” jelasnya, Rabu (4/1/2023).

Kesenian ini sudah ada sejak zaman dahulu dan keberadaannya masih eksis hingga saat ini. Lengger lanang mempertontonkan penari laki-laki yang berdandan menyerupai wanita.

“Saya mencoba menuliskan nilai-nilai yang berubah maupun yang tetap dipertahankan dari fenomena tersebut. Saya percaya bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam setiap peristiwa sejarah dapat diimplementasikan pada kehidupan masa sekarang maupun sebagai pegangan untuk menyikapi fenomena yang muncul di masa sekarang,” imbuhnya.

Saat diumumkan meraih juara pertama pada kompetisi yang berlangsung pada akhir November ini, Ia mengaku tidak menyangka.

“Sejak awal tidak menargetkan untuk menang sehingga saat diumumkan, engga nyangka bisa juara. Saya hanya mencoba untuk menuliskan tulisan sebaik-baiknya. Alhamdulillah, mendapatkan juara dan saya sangat bersyukur untuk itu. Semoga kita semua bisa belajar dari sejarah karena dengan belajar sejarah diharapkan seseorang bisa lebih bijak lagi dalam menyikapi berbagai fenomena yang terjadi,” pungkasnya. Humas UNS

Skip to content