Webinar Psikologi FK UNS Ulik Kesejahteraan Guru PAUD di Masa Pandemi

Webinar Psikologi FK UNS Ulik Kesejahteraan Guru PAUD di Masa Pandemi

UNS — Sebuah webinar bertajuk “Kesejahteraan Guru PAUD sebagai Pondasi Pendidikan Generasi Alpha” digelar Riset Grup Behavioral Science and Public Policy Prodi Psikologi, Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta pada Jumat (2/7/2021).

Tidak sendiri, grup ini bekerja sama dengan Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Surakarta. Kurang lebih 110 peserta tergabung dalam webinar ini yang merupakan pendidik dari berbagai PAUD, TK, Kelompok Belajar (KB), penilik PAUD, dan lain-lain.

Kesejahteraan guru PAUD memang menjadi satu hal yang perlu memperoleh perhatian. Selain dari segi ekonomi yang sering kali menjadi sorotan, kesejahteraan psikologis juga patut menjadi perhatian. Terlebih di masa pandemi Covid-19 ini yang mengharuskan adanya pembelajaran daring dan penyesuaian dengan berbagai metode pembelajaran anyar.

Hal ini senada dengan apa yang disampaikan Dr. Aditya Nanda Priyatama, S.Psi., M.Si. selaku Kepala Prodi Psikologi FK UNS dalam sambutannya. Aditya menuturkan, mengajar mahasiswa yang notabenenya sudah dewasa pun mengalami kesulitan, apalagi guru PAUD dengan peserta didik yang masih berusia dini.

“Kesejahteraan bukan hanya finansial saja yang dibicarakan. Kesejahteraan itu (juga) berkaitan dengan bagaimana kita bisa mengembangkan kehidupan psikologis yang bagus, memperkuat kedudukan sebagai pendidik, sehingga mampu mendidik dan menstimulasi anak-anak dengan baik,” ujarnya.

Berkaca pada beberapa hal di atas, webinar ini pun mengulik dua topik yang disampaikan dosen Psikologi FK UNS. Yakni “Kesehatan Mental Guru di Masa Pandemi” oleh Laelatus Syifa S.A, S.Psi., M.Psi., Psikolog dan “Strategi Guru Menyiapkan Anak Bersekolah” oleh Afia Fitriani, S.Psi., M.Psi., Psikolog.

Membuka materi, Laelatus Syifa S.A, S.Psi., M.Psi., Psikolog memaparkan beberapa hal yang menjadi tantangan dan memicu tekanan psikologis seorang guru di masa pandemi ini. Pertama, dengan sistem pembelajaran daring, maka tidak terjadi pertukaran energi antara guru dengan para peserta didiknya. Energi yang dirasakan saat pembelajaran daring tentu berbeda saat bertemu langsung dan tidak jarang kebosanan pun dirasakan.

“Kalau bertemu langsung, ada perasaan berbeda. Kadang-kadang kita stres karena tidak bisa bertemu anak-anak. Biasanya dengan melihat senyum mereka, ada kelegaan tersendiri,” ungkap dosen yang akrab disapa Bu Latus ini.

Kedua, pembelajaran daring juga mengharuskan perubahan metode dan mungkin kurikulum yang lebih sesuai untuk daring di PAUD, pembelajaran biasanya akan dilakukan dengan bermain bersama-sama, bernyanyi, dan sebagainya. Sistem daring akhirnya menimbulkan kesulitan dan tantangan karena anak-anak berada di rumah serta belum terlalu memahami teknologi.

Ketiga, beberapa tanggung jawab harus dilakukan ‘sekaligus’ saat mengajar dari rumah. Seorang guru, profesinya tidak hanya guru. Namun, juga sebagai anak, sebagai istri, dan sebagai ibu. Pastinya ini menjadi sesuatu yang menantang sekali.

Laelatus Syifa S.A, S.Psi., M.Psi., Psikolog pun membagikan beberapa tips untuk menjaga kesehatan mental. Seperti tetap memenuhi kebutuhan fisik. Kesehatan mental sangat berhubungan dengan kesehatan fisik. Sebab, orang-orang yang tengah stres cenderung mengabaikan kesehatan, makan, dan rawat diri,

Kemudian mengembangkan aktivitas bermakna, mengonsumsi informasi secukupnya, self awareness, strategi koping efektif (memilih strategi penyelesaian masalah yang tepat), dan membangun hubungan sosial.
“Ketika mental terjaga, tugas mendidik anak-anak akan tetap menyenangkan,” tutur Latus.

Sementara itu, berbicara perihal kesiapan sekolah, Afia Fitriani, S.Psi., M.Psi., Psikolog menuturkan perlunya penyediaan materi belajar lengkap yang sifatnya “hands on” oleh sekolah untuk digunakan siswa di rumah.

Langkah ini dapat membantu beban orang tua mempersiapkan anak untuk belajar daring, sehingga fokus mendampingi. Dengan demikian, anak bisa lebih mudah mengikuti dan memahami.

“Aktivitas melalui daring pun lebih lancar dan terarah,” imbuhnya.

Pada webinar yang dimoderatori Berliana Widi Scarvanovi, S.Psi., M.Psi., ini, hadir pula Galuh Murya Widawati selaku Kepala Bidang PAUD dan Dikmas Dinas Pendidikan Surakarta, serta Ketua HIMPAUDI Surakarta, Ysta Nofeca, S.Pd. Humas UNS

Reporter: Kaffa Hidayati
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content