Search
Close this search box.

Bambang Suhardi

Dr. Bambang Suhardi, S.T., M.T.

Lahir di Pati, 20 Mei 1974. Pria yang memiliki NIP 197405202000121 001 adalah staf Pengajar pada Fakultas Teknik UNS. Riwayat pendidikan tinggi yang berhasil ditempuh adalah tahun 1996 lulus sarjana (S-1) dari Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung pada bidang ilmu: Teknik dan Manajemen Industri, tahun 2001 berhasil menyelesaikan master (S-2) dari Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri (ITS Surabaya) pada bidang ilmu: Teknik Industri, dan pada tahun 2012 telah berhasil menyelesaikan program Doktor (S-3) dari Universitas Gadjah Mada untuk bidang ilmu: Ilmu Lingkungan. Judul dan ringkasan disertasi disajikan dalam 2 (dua) versi bahasa Indonesia dan English sebagai berikut.

 

DINAMIKA DEINDUSTRIALISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DAN DAMPAK KEBERADAANNYA TERHADAP LINGKUNGAN KASUS DI KOTA SURAKARTA DAN KABUPATEN KARANGANYAR

Perkembangan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar menunjukkan penurunan jumlah tenaga kerja. Fenomena ini merupakan gejala deindustrialisasi. Industri TPT juga dianggap telah mencemari lingkungan.Tujuan penelitian ini adalah: 1) menganalisis dinamika deindustrialisasi industri TPT; 2) menganalisis dampak keberadaan industri TPT terhadap lingkungan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan ekologi. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Analisis data menggunakan beberapa metode seperti: analisis deskriptif, regresi linear berganda, location quotient, K-Mean Cluster, analisis spasial, sistem informasi geografis, pengukuran kebisingan, dan pengujian laboratorium.

Hasil penelitian sebagai berikut: 1) industri TPT di Kota Surakarta pada periode 1997-2008 terbukti mengalami deindustrialisasi, sedangkan industri TPT di Kabupaten Karanganyar pada periode 1998-2008 tidak mengalami deindustrialisasi; 2) faktor yang menyebabkan deindustrialisasi adalah: biaya sewa dan bunga, biaya lain-lain, dummy ekspor plus, dan dummy lokasi; 3) faktor yang mempengaruhi penurunan tenaga kerja di Kota Surakarta adalah biaya listrik, sedangkan di Kabupaten Karanganyar adalah biaya pajak serta biaya pengolahan limbah; 4) faktor yang mempengaruhi penurunan jumlah output di Kota Surakarta adalah biaya pajak, biaya pengolahan limbah serta dummy ekspor, sedangkan di Kabupaten Karanganyar adalah biaya bahan bakar minyak dan biaya lain-lain; 5) industri TPT di Kota Surakarta tahun 1998 dan 2008 terspesialisasi di Kecamatan Laweyan, Serengan, dan Pasar Kliwon; 6) industri TPT di Kabupaten Karanganyar tahun 1998 terspesialisasi di Kecamatan Matesih, Jaten, dan Kebakkramat. Tahun 2008 terspesialisasi di Kecamatan Karanganyar, Jaten, Kebakkramat, dan Gondangrejo; 7) konsentrasi spasial industri TPT dengan jumlah tenaga kerja tinggi pada tahun 1998 dan 2008 mengelompok di Kecamatan Jaten; 8) industri TPT menyebabkan pencemaran selokan, air sumur, kebisingan, dan pencemaran udara akibat pemakaian batubara; 9) pemberian bantuan kepada masyarakat merupakan salah satu upaya untuk meredam dampak sosial keberadaan industri TPT; 10) industri TPT menciptakan dampak multiplier dengan mendorong penciptaan lapangan kerja dan berkembangnya sektor ekonomi lain.

Pemerintah harus menghentikan deindustrialisasi industri TPT, dengan cara menghapus biaya lain-lain. Memberikan bantuan pada industri TPT sebelum menaikkan harga BBM dan TDL. Pemerintah memberikan subsidi bunga kredit bagi industri TPT. Pemerintah harus meningkatkan pengawasan terhadap pembuangan limbah cair oleh industri TPT.

Kata Kunci: deindustrialisasi, spesialisasi, konsentrasi spasial, pencemaran, dampak sosial ekonomi

Scroll to Top
Skip to content