Mahasiswa UNS: Bengawan Team Juarai Shell Eco-Marathon Asia 2016

Tim Bengawan berfoto bersama dengan Dekan FT Solikhin As’ad sebelum berangkat dalam ajang Shell Eco-Marathon Asia 2016
Tim Bengawan berfoto bersama dengan Dekan FT Solikhin As’ad.

Nama Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berkibar lagi di kawasan internasional, khususnya Asia. Musababnya adalah Bengawan Team yang digawangi beberapa mahasiswa dari Fakultas Teknik (FT) berhasil meraih juara 2 di Shell Eco-Marathon Asia 2016 dalam kategori urban diesel. Selain itu, ada satu tim lain yang mengikuti kategori urban bensin dan menempati urutan ke empat. Kompetisi mobil terbaik dengan efisiensi bahan bakar yang diikuti 17 negara dari Asia dan Australia tersebut digelar di Luneta Park, Filipina, Kamis-Minggu (3-6 Maret 2016).

Manajer Tim Bengawan Muhammad Andy Anzi mengatakan bahwa ada dua hal yang digarisbawahi dalam kompetisi ini, yaitu efficiency dan safety. Contoh safety yang dia sampaikan adalah pada bagian bulkhead, yaitu pemisah antara ruang kemudi dan ruang mesin. “Di Malang (kompetisi yang diikuti tahun lalu—Red.) itu masih toleransi dengan adanya lubang-lubang kecil. Kalau di Shell Eco-Marathon tidak boleh dan harus ditutup dengan material anti panas,” terangnya. (Baca juga: KMHE 2015, Bengawan Team UNS Raih Posisi Dua)

(Tim Bengawan Urban Diesel, kiri-kanan) M. Andy Anzi, Vidi Fajri H, Genta Praha P, Nur Anisa, Kresna Eka K, Bayu S, dan Rifki Dwi P.
(Tim Bengawan Urban Diesel, kiri-kanan) M. Andy Anzi, Vidi Fajri H, Genta Praha P, Nur Anisa, Kresna Eka K, Bayu S, dan Rifki Dwi P.

Sebelum dilakukan race untuk pengetesan efisiensi bahan bakar, mobil urban Tim Bengawan yang bernama SAMUDRA 3rd Generation harus melewati sesi pemeriksaan kendaraan apakah sudah sesuai dengan standar keselamatan versi Shell.

Andy sempat bercerita tentang bagaimana jika ada kendaraan yang tidak sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan. Dia menuturkan bahwa peserta yang kendaraannya tidak memenuhi standar harus mengganti material-material yang oleh panitia harus diganti. Sekalipun peserta tidak membawa peralatan yang lengkap. Tim Bengawan merupakan salah satu tim yang sering diminta tolong oleh peserta dari negara lain karena kesiapannya dari segi peralatan dan material. Ketika disinggung tentang atmosfer kompetisi, dia menuturkan bahwa hal tersebut tidak begitu dipikirkan oleh pihaknya. “Ya kita berkompetisi tapi tujuan kita berkompetisi ini sama, yaitu sama-sama ingin menciptakan suatu produk teknologi yang mampu memiliki efisiensi bahan bakar yang tinggi, juga untuk menyelamatkan dunia dari krisis energi,” jelasnya.

Usai menjalani pemeriksaan seperti berat mobil, dimensi, radius belok, sabuk pengaman, pengereman, penglihatan driver, akses keluar masuk driver, dan lain sebagainya. SAMUDRA 3rd Generation melakukan race selama 6 kali di atas jalan sejauh 12 kilometer yang harus ditempuh kurang dari 29 menit. Pada sesi race, Tim Bengawan berhasil mencatat dengan hasil terbaik 139 km/liter. Sebagai perbandingan, juara pertama dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) 249 km/liter.

samudra 2.0
(Tim Bengawan Urban Bensin, kiri-kanan) Ivan Fadhil H, Makyas S, Prafitri K, Dicky Agus T, Agung H, Cahyo Tri P, dan Nabila Nur F.

Untuk kategori urban bensin, Tim Bengawan yang memperoleh tempat keempat berhasil mencatatkan hasil terbaik 104 km/liter. Sebagai perbandingan juga, juara pertama hingga ketiga berturut-turut mencatatkan hasil terbaik 275 km/liter, 159 km/liter, dan 109 km/liter.

Salah satu anggota tim Nur Anisa menyampaikan rasa terima kasihnya kepada UNS. “Kami sangat berterima kasih kepada UNS yang selalu mendukung kami dalam melakukan riset mobil hemat energi ini. Semoga ke depannya makin banyak bibit-bibit unggul mahasiswa yang mau peduli pada keberlanjutan energy masa depan dengan melanjutkan apa yang sudah Bengawan Team selama ini,” tuturnya.[] (dodo.red.uns.ac.id)

Skip to content