Gelar Karisma#1, FUSI FP UNS Hadirkan Ustad Habibburahman El Shirazy

Gelar Karisma#1, FUSI FP UNS Hadirkan Ustad Habibburahman El Shirazy

UNS — Semarak Ramadan kembali digaungkan oleh Forum Ukhuwah dan Studi Islam (FUSI) Fakultas Pertanian (FP) UNS. Upaya tersebut dilakukan melalui Karisma#1 (Kajian Rutin Bersama #1) yang digelar secara daring pada Minggu (2/5/2021).

Di kesempatan perdananya, Karisma mengusung tema ‘Lailatul Qadar Goals: Semarakkan Ramadan, Tingkatkan Iman, Raih Kemuliaan di Malam Seribu Bulan’. Kegiatan tersebut dihadiri oleh seorang sastrawan Asia Tenggara sekaligus Ketua Lembaga Seni Budaya dan Peradaban Islam (LSBPI) MUI Pusat yang bertindak sebagai pematerinya. Beliau adalah Ustad Habibburahman El Shirazy.

Penulis novel Best Seller “Ketika Cinta Bertasbih” tersebut mengawali dakwahnya dengan mengajak seluruh peserta kajian untuk senantiasa berbuat baik. Ia mengutip kisah seorang perempuan yang masuk surga karena memberi minum seekor anjing. Kisah tersebut menjadi teladan bagi umat Nabi Muhammad untuk terus berbuat baik.

“Berbuat baik dalam hal terkecil sekalipun. Tidak hanya kepada manusia tetapi juga kepada alam semesta dan seluruh isinya,” ujar Ustad Habibburahman.

Selain menganjak untuk senantiasa berbuat baik, Ustad Habibburahman juga menyampaikan tentang kemuliaan malam Lailatul Qadar. Malam Lailatul Qadar selalu dikaitkan dengan malam Nuzulul Quran, yakni malam ketika Al- Qur`an diturunkan. Baginya, di situlah letak kemuliaan malam Lailatul Qadar.

“Segala sesuatu yang ada Al- Qur`an di situ, akan menjadi mulia,” ungkapnya.

Ustad Habibburahman juga mengatakan bahwa terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai malam diturunkannya Al- Qur`an. Sebagian kalangan ulama mengatakan bahwa malam Nuzulul Quran jatuh pada malam ke-17 di Bulan Ramadan. Sebagian lainnya mengatakan bahwa malam yang penuh dengan kemuliaan tersebut jatuh pada malam ke-21 di Bulan Ramadan. Meskipun demikian, perbedaan-perbedaan tersebut bukan menjadi suatu hal yang perlu diperdebatkan.

Selain perbedaan mengenai waktu, terminologi Qadar juga mengandung banyak perbedaan. Beberapa ulama menyebutkan bahwa Qadar adalah penentuan Allah SWT, sementara Lailatul adalah malam. Jadi malam Lailatul Qadar adalah malam ditentukannya suatu perkara oleh Allah SWT.

Di sisi lain tepatnya di negara Arab, orang-orang Arab mengatakan bahwa Qadar adalah kemuliaan. Oleh sebab itu malam Lailatul Qadar dimaknai sebagai malam yang penuh dengan kemuliaan. Sebagian kalangan menyatakan bahwa Qadar bermakna sempit. Hal tersebut dikarenakan adanya keyakinan bahwa pada malam Lailatul Qadar malaikat berbondong-bondong turun ke bumi sehingga bumi terasa sempit.

“Orang-orang yang beribadah di malam Lailatur Qadar nilainya lebih baik dibandingkan dengan ibadah sepanjang 1.000 bulan. Oleh sebab itu, perbanyaklah beribadah dan beramal di sepanjang Bulan Ramadan. Rasulullah bahkan beriktikaf di 10 malam terakhir di Bulan Ramadan,” Imbuh Ustad Habibburahman.

Kedepannya, Kajian Rutin Bersama (Karisma) akan menjadi agenda rutin yang digelar oleh FUSI FP UNS. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan sebanyak 1 atau 2 kali dalam seminggu.

“Sebelumnya, program Karisma sudah lama ada di FUSI dan dilaksanakan di Masjid Baitul Makmuf Fakultas Pertanian (FP) UNS. Tetapi karena kondisi saat ini sedang pandemi, maka kegiatan tersebut dilaksanakan secara daring,” ujar Arif Nur Hasyif selaku Ketua Panitia Kegiatan Karisma#1. Humas UNS

Reporter: Alinda Hardiantoro
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content