ICTTE 2015, Mengangkat Nasib Kependidikan dan Pelatihan Guru

ICTTE 2015
Ravik menjadi salah satu plenary speaker pada ICTTE, Kamis (5/11/2015). Ravik memaparkan "Building A World Class University: Practices and Efforts".
Ravik menjadi salah satu plenary speaker pada ICTTE, Kamis (5/11/2015). Ravik memaparkan “Building A World Class University: Practices and Efforts”.

Isu mengenai teacher training (kependidikan dan pelatihan guru) masih terhitung jarang diangkat dalam sebuah konferensi di Indonesia kalau tidak bisa dibilang belum ada. Itulah yang menjadi dasar penyelenggaraan konferensi internasional kependidikan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret (FKIP UNS), Kamis – Jumat (5 – 6/11/2015). Mengangkat isu “Trends and Issues in the 21st Century”, The 1st International Conference on Teacher Training and Education (ICTTE) menjadi konferensi internasional pertama yang mengangkat isu mengenai teacher training di Indonesia.

Penyelenggaraan konferensi internasional yang digelar di D’Wangsa, Lorin Hotel, Karanganyar ini menyasar dosen, mahasiswa, guru dan peneliti yang bergerak pada bidang teacher training. Kathryn Moyle (Australian Council of Educational Research), May Hung May Cheng (Hong Kong Institute of Education), Ali Ghufron Mukti (Direktur Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi), Dato Zakaria Kasa (Sultan Idris Education University Malaysia) Handoyo Puji (Politeknik Negeri Jember), Ramlee Mustapha (Sultan Idris Education University Malaysia) dan Ravik Karsidi (Rektor UNS) dihadirkan sebagai plenary speaker dengan temanya masing-masing.

Kathryn Moyle menyampaikan mengenai “Global Trends in Higher Education Policy”. Menurutnya, isu global dalam perguruan tinggi adalah negara menciptakan lulusan guru yang memenuhi tes standar internasional seperti PISA (Programme for International Student Assesment), TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) dan PIRLS (Progress in International Reading Literacy Study). Kebijakan efektif pada kependidikan dan pelatihan guru di antaranya menerapkan kebijakan investasi dalam dunia pendidikan, kejelasan untuk karir dalam keguruan , kesempatan magang di sekolah untuk melatih calon guru, dan mengadakan penelitian untuk kepentingan profesi kependidikan.

Dato Zakaria Kasa (kanan) dan Ravik Karsidi (kiri)menandatangani nota kesepakatan berupa collaboration research, students exchange, kerjasama publikasi internasional, dan kerjasama penyelenggaraan konferensi international.
Dato Zakaria Kasa (kanan) dan Ravik Karsidi (kiri)menandatangani nota kesepakatan berupa collaboration research, students exchange, kerjasama publikasi internasional, dan kerjasama penyelenggaraan konferensi international.

Sementara itu, Ali Ghufron mengatakan Kemenristek Dikti terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (terutama guru) agar mampu berdaya saing global. Ali berpendapat tingkat kompetensi sumber daya yang dimiliki Indonesia belum terlalu menggembirakan. Ia menambahkan perlu terobosan agar mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkarakter, berintegritas, memiliki daya saing tinggi.

Selain sebagai plenary speaker, Dato Zakaria Kasa datang untuk menandatangani nota kesepakatan dengan UNS. Kesepakatan Sultan Idris Education University Malaysia dan UNS berupa collaboration research, students exchange, kerjasama publikasi internasional, dan kerjasama penyelenggaraan konferensi international.[](nana.red.uns.ac.id)

Skip to content