Ketua MRPTNI Tepis Isu Turunnya Indeks Pendidikan Indonesia

Ketua MRPTNI Tepis Isu Turunnya Indeks Pendidikan Indonesia

UNS — Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) yang juga Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Prof. Jamal Wiwoho, menampik isu yang menyebut indeks pendidikan Indonesia turun di balik pengumuman tertutup Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) pada tahun ini.

Hal tersebut disampaikan Prof. Jamal dalam Special Dialogue “Menyikapi Pengumuman SBMPTN 2021” yang digelar oleh Okezone.com, Senin (14/6/2021).

Isu soal indeks pendidikan Indonesia yang turun merebak sebab sebagian kalangan menduga pandemi Covid-19 yang melanda tanah air sejak Maret 2020 lalu, menurunkan minat belajar pelajar/ calon mahasiswa yang sudah dua tahun melangsungkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring. Hal ini dikhawatirkan membuat nilai SBMPTN kurang memuaskan.

“Tidak seperti itu, karena sistem ini ‘kan sudah kita bangun lama tapi baru dua tahun ini ya (red: pandemi Covid-19) di 2020 dan 2021 SNMPTN, SBMPTN, dan jalur mandiri ini, nggak begitu,” ujar Prof. Jamal.

Ia menerangkan, keputusan untuk tidak memublikasikan pengumuman SBMPTN secara luas, didasarkan pada kepentingan privasi masing-masing peserta SBMTPN.

Sebagaimana diketahui, pada tahun ini Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) melalui Pengumuman Nomor: 02/Peng.LTMPT/2021 Tentang Akses Data Pengumuman Hasil Seleksi SNMPTN dan SBMPTN, pada poin kesatu menyebutkan, “Hasil seleksi SNMPTN dan SBMPTN bersifat pribadi atau individual, sehingga hanya dapat diberikan kepada pihak yang bersangkutan, dengan demikian LTMPT tidak diperkenankan memberikan data pribadi peserta kepada pihak manapun termasuk dalam bentuk mendapatkan data hasil seleksi.”

Hal ini lantas diperkuat dengan poin kedua yang mengatur apabila akses masuk terhadap pengumuman hasil seleksi dilakukan oleh masing- masing peserta dengan menggunakan data pribadi melalui perangkat komputer atau alat komunikasi yang tertera pada laman website LTMPT atau PTN.

“Sistem ini kan tidak tertutup sama sekali tapi juga tidak terbuka sama sekali. Bagi peserta tetap bisa mengakses nilainya berapa. Bisa diakses tetapi memang tidak dipublikasikan secara umum,” terang Prof. Jamal. Humas UNS

Reporter: Yefta Christopherus AS
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content