KSI FP UNS Mengadakan Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik di Desa Menjing, Kabupaten Karanganyar

KSI FP UNS Mengadakan Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik di Desa Menjing, Kabupaten Karanganyar

UNS — Kelompok Studi Ilmiah (KSI) Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan pelatihan pembuatan pupuk organik padat dan cair. Kegiatan yang ditujukan bagi kelompok tani dan karang taruna ini berlangsung di Dusun Ngracak, Desa Menjing, Kabupaten Karanganyar.

Pelatihan ini menghadirkan dua narasumber yang merupakan alumnus Program Studi (Prodi) Peternakan FP UNS, Malik dan Lukman. Sebelum penyampaian materi, dilakukan pre-test dengan tujuan untuk mengukur pengetahuan masyarakat terkait pupuk organik. Penyampaian materi pupuk organik padat disampaikan oleh Malik, sementara materi pupuk organik cair dipaparkan oleh Lukman.

Dalam pelatihan yang berlangsung pada Sabtu (27/8/2022) ini, Malik menjelaskan langkah-langkah dalam pembuatan pupuk organik padat. Alat yang digunakan untuk pembuatan pupuk organik padat yaitu cangkul atau sekop, ember, angkong, feses ternak, bekatul, dolomite, dan stardec.

KSI FP UNS Mengadakan Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik di Desa Menjing, Kabupaten Karanganyar

“Pembuatan diawali dengan mencampurkan stardec dengan dolomit, perbandingannya 1:4. Kemudian taburkan campuran tersebut pada bagian alat pembuatan. Langkah selanjutnya letakkan feses ternak satu lapis sekitar 20 cm dan taburkan bekatul di atas feses, begitu seterusnya hingga ketinggian 1 meter,” jelasnya.

Langkah berikutnya, diamkan selama tujuh hari dan lakukan pembalikan, kemudian taburkan dolomite secukupnya. Pembalikan selanjutnya pada hari ke-14, ke-21, dan hari ke-28, selanjutnya yaitu tahap pemanenan.

KSI FP UNS Mengadakan Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik di Desa Menjing, Kabupaten Karanganyar

Materi berikutnya yaitu pembuatan pupuk organik cair yang disampaikan oleh Lukman. Bahan dan alat yang digunakan antara lain jerigen, ember, pengaduk, urine ternak, empon-empon halus, EM4 pertanian, tetes tebu/molases, dan air.

“Pembuatannya dilakukan dengan memasukkan empon-empon, EM4, molases, dan urine ternak ke dalam jerigen, kemudian diaduk merata dan ditutup hingga rapat. Pengadukan dapat dilakukan setiap hari dan proses fermentasi dilakukan selama 14 hari, kemudian dilanjutkan pemanenan,” terang Lukman.

Setelah kegiatan pelatihan selesai, dilanjutkan post-test kepada peserta untuk mengukur ketersampaian informasi dan pelatihan yang disampaikan.

Salah seorang peserta pelatihan, Wisnu mengatakan bahwa pembuatan pupuk cair dinilai lebih mudah dibandingkan pembuatan pupuk organik padat.

“Dengan adanya pelatihan ini, pengetahuan saya bertambah dan berharap ke depannya bisa berjalan sesuai apa yang diharapkan,” ungkapnya.

Sugiyanto selaku Kepala Dusun Selokerto berharap agar program ini dapat menjadi awal  untuk membangun hubungan silaturahmi ke depannya. Humas UNS

Reporter: Bayu Aji Prasetya
Redaktur: Dwi Hastuti

Skip to content