Pra Event Hakteknas 21, Menristekdikti Jajal BIKUNS

Rombongan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS), dan Walikota Surakarta berjalan dengan santai di sepanjang area Solo Car Free Day pagi itu, Minggu (7/8/2016). Meski cuaca Kota Solo pada pagi itu tidak terlalu mendukung, di tengah hujan gerimis rombongan tersebut tetap semangat untuk melakukan kegiatan jalan sehat untuk pra event Hari Kebngkitan Teknologi Nasional ke-21 yang jatuh 10 Agustus. Di sepanjang rute jalan sehat, tersaji beberapa stan pameran produk-produk inovasi teknologi hasil karya beberapa perguruan tinggi di Indonesia, salah satunya Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang memamerkan karya inovasi terbarunya, sepeda listrik BIKUNS. Sepeda listrik pertama di Indonesia gagasan UNS ini, akhirnya dapat dicoba secara langsung oleh Menristekdikti, Mohamad Nasir.

Coba BIKUNS

Jajal
Nasir dan Ravik ketika bersiap untuk kendarai sepeda listrik BIKUNS.

IMG-20160807-WA0033

Sambangi stan BIKUNS, Menteri Nasir dan Rektor UNS, Ravik Karsidi, bersama-sama mencoba sepeda listrik pertama bikinan Indonesia ini. Saat pertama kali menaiki BIKUNS, Nasir masih terlihat sedikit kaku karena belum mengerti cara kerjanya. Ia justru mengayuh pedal sepeda listrik tersebut, tanpa menggunakan sistem gasnya. Namun setelah beberapa saat, ia dapat mengoperasikan BIKUNS dengan benar dan mencobanya berkeliling di sekitar area stan UNS bersama Ravik Karsidi dibelakangnya. “Namanya juga bagus, mempunyai ciri khas, BIKUNS—Bike UNS,” ungkap Nasir, ketika Ravik memberitahu nama sepeda listrik UNS yang telah dicobanya.

UNS dalam berperan aktif ikut memeriahkan Solo Car Free Day, Minggu (7/8/2016), dapat dibaca pada link berikut UNS Ambil Peran Aktif Jelang Hakteknas ke-21 di Jalan Sehat CFD

Amanat Menteri

Menurut Nasir, teknologi seperti BIKUNS ini memiliki dua keharusan. Pertama, teknologi harus bisa dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat luas, tidak hanya bagi perguruan tinggi saja. Kedua, apabila dapat dimanfaatkan masyarakat, teknologi harus dapat dijangkau harganya. Ia menambahkan bahwa teknologi seperti BIKUNS telah sampai pada tahap scale-up, sekarang tinggal bagaimana proses industrialisasi harus digerakkan agar mampu dinikmati seluruh masyarakat.

Nasir didampingi Ravik saat sampaikan pesan-pesannya terkait dengan inovasi sepeda listrik BIKUNS.
Nasir didampingi Ravik saat sampaikan pesan-pesannya terkait dengan inovasi sepeda listrik BIKUNS.

Pesan UNS

Sebanyak 23 unit BIKUNS telah diserahkan kepada petugas pengantar surat di UNS April lalu. Nantinya dalam perayaan Harteknas ke-21 ini, UNS akan serahkan 10 unit BIKUNS ke Kemenristekdikti sebagai bentuk pertanggungjawaban atas dana anggaran yang telah diberikan. Ravik Karsidi menuturkan bahwa UNS telah membentuk tim produksi dan peneliti yang handal di Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM UNS) untuk pengembangan inovasi produktif seperti BIKUNS. Ia juga menerangkan bahwa perjanjian antara Kemenristekdikti dan Kemenkeu tentang anggaran penelitian akan memudahkan program penelitian jangka panjang. UNS sendiri juga tengah berusaha memproduksi baterai Lithium, sehingga Indonesia bisa membuat sendiri dan tidak perlu impor lagi. “Teknologi itu sebuah alat, mudah, memudahkan, dan tidak rumit. Tidak perlu takut dengan perubahan teknologi, kita hanya perlu mengembangkannya,” tutur Ravik. [anggiayu.red.uns.ac.id]

Skip to content