Search
Close this search box.

Perkuat Identitas Kampus Inklusif, UNS Adakan Pelatihan Bahasa Isyarat

UNS – Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan Pelatihan Bahasa Isyarat Tingkat Dasar, Senin (24/6/2024). Program ini merupakan kolaborasi antara Pusat Studi Difabilitas (PSD) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Badan Eksekutif mahasiswa (BEM), serta Pusat Bahasa Isyarat Indonesia (Pusbisindo) Jawa Tengah. Pembukaan pelatihan berlangsung di Gedung Haris Mudjiman LPPM/LPPMP UNS.

Pelatihan diikuti 5 rombongan belajar (rombel) dengan total 12 pertemuan bagi masing-masing rombel. Sesi pertama dilaksanakan pada Juni hingga Juli 2024. Sesi ini diikuti dua rombel, yakni rombel Tenaga Kependidikan (Tendik) dan rombel mahasiswa. Masing-masing rombel berisi 20 orang peserta pelatihan.

Plt. Wakil Rektor Bidang Umum dan Sumber Daya Manusia (SDM) UNS, Prof. Dr. E. Muhtar, S.Pd., M.Si., CFrA. secara langsung membuka program pelatihan ini. Beliau didampingi Kepala LPPM UNS, Prof. Dr. Fitria Rahmawati, S.Si., M.Si., serta Kepala PSD LPPM UNS, Prof. Dr. Munawir Yusuf, M.Psi.

Tiga orang narasumber menjadi pengisi materi dalam pelatihan hari pertama ini. Prof. Munawir Yusuf menjadi pemateri pertama dengan topik “Kebijakan Universitas Sebelas Maret dalam Penerimaan dan Pengelolaan Mahasiswa Disabilitas”. Arsy Anggrellanggi, M.Pd., selaku Dosen Program Studi (Prodi) Pendidikan Luar Biasa (PLB) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS menjadi pemateri berikutnya dengan topik “Level Kompetensi Juru Bahasa Isyarat (JBI) dan Kebutuhan Pasar Kerja JBI di Indonesia”. Aprilian Bima Purnanta, S.Sn., selaku Koordinator Pusbisindo Jawa Tengah sebagai pemateri terakhir menyampaikan topik “Orientasi Pusbisindo”.

Prof. Munawir yang juga Ketua Pelaksana Program Pelatihan Bahasa Isyarat Tingkat Dasar UNS dalam sambutannya menyampaikan bahwa tendik dan mahasiswa memiliki peran penting dalam inklusivitas kampus. Bagi tendik dan satpam di lingkungan UNS, pelatihan ini akan mempermudah komunikasi dalam memberikan pelayanan dan informasi. Sedangkan bagi Mahasiswa UNS, pelatihan dapat memberikan kompetensi bagi mereka dalam berperan sebagai pendamping perkuliahan.

“Harapannya ketika ada mahasiswa tuli yang menemui dan bertanya kepada satpam, mereka bisa menjelaskan. Tendik yang mengurusi administrasi juga sering berinteraksi dengan mahasiswa (disabilitas),” ujar Prof. Munawir.

Prof. Fitria dalam sambutannya menilai PSD UNS merupakan salah satu pusat studi yang sangat aktif. Pelatihan ini merupakan wujud nyata kontribusi PSD pada komitmen UNS sebagai kampus inklusif. Kontribusi lain terlihat ketika UNS memperoleh Inclusive Award oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI pada 2012, merilis Inclusion Metric, serta penetapan UNS sebagai Perguruan Tinggi Pelaksana Terbaik No.1 dalam kompetisi Inovasi Pembelajaran bagi Mahasiswa Disabilitas 2023.

“Kami sangat mendukung kegiatan-kegiatan PSD UNS. Salah satunya pelatihan ini yang peminatnya sangat banyak,” tutur Prof. Fitria.

Prof. Muhtar selaku Pimpinan UNS berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh komunitas masyarakat yang hadir ke UNS. Melayani dengan sebaik-baiknya menjadi budaya kerja UNS. Semakin banyak sivitas akademika bisa berbahasa isyarat, UNS akan semakin bisa memberikan pelayanan yang setara kepada semua pihak.

“Kita harus memiliki pondasi kuat dalam melayani sebaik-baiknya. Itulah mengapa yang dilibatkan dalam pelatihan bahasa isyarat ini ada unsur tendik. Adapun mahasiswa yang kita harapkan dapat mendampingi teman sebayanya,” ucapnya.

Kolaborasi dengan BEM UNS

Pelaksanaan Pelatihan Bahasa Isyarat Tingkat Dasar turut melibatkan Mahasiswa UNS. Dalam hal ini, pelatihan melibatkan BEM UNS melalui Kementerian Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa (Adkesma) BEM UNS 2024. Fathiya Noor Jannah selaku Menteri Adkesma BEM UNS 2024 menjelaskan, kegiatan ini merupakan kolaborasi pertama antara BEM UNS dengan PSD LPPM UNS. Ia juga mengatakan bahwa pelatihan yang kini sedang berjalan juga menjadi komitmen unsur mahasiswa untuk bersama-sama berkontribusi meningkatkan inklusivitas UNS sebagai kampus inklusif.

Atikah Salsabila selaku penanggung jawab program Kementerian Adkesma BEM UNS 2024 menjelaskan bahwa pelatihan yang terselenggara menjadi upaya mewujudkan adanya ruang inklusif di UNS. Ruang inklusif merupakan salah satu program BEM UNS yang disediakan untuk mahasiswa disabilitas dan afirmasi. Kolaborasi dalam pelatihan ini bertujuan untuk meniadakan kesenjangan dan meningkatkan inklusi sosial terhadap berbagai komunitas masyarakat di dalam kampus.

“Harapannya, mahasiswa dan tendik yang mengikuti pelatihan ini dapat mendampingi mahasiswa disabilitas untuk dapat menimba ilmu yang lebih luas lagi. Para peserta juga dapat meningkatkan komunikasi dan menumbuhkan kepedulian sosial di lingkungan sekitar,” ujar Atikah Salsabila.

Humas UNS

Reporter: R. P. Adji Redaktur: Dwi Hastuti

Skip to content