PPKwu UNS Terapkan Service Bluprint Desa Wisata Batik di Desa Pilang, Sragen

PPKwu UNS Terapkan Service Bluprint Desa Wisata Batik di Desa Pilang, Sragen

UNS — Tim Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan topik service blueprint. Kegiatan ini  diadakan pada Senin, (5/9/2022) bertempat di Ruang Rapat Desa Pilang, Sragen. Sementara kegiatan FGD ini turut dihadiri oleh perangkat desa, pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dan tokoh masyarakat Desa Pilang.

Acara dibuka secara resmi oleh Susantiningrum, S.Pd., S.E., M.A.B. selaku ketua Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS. Adapun pelaksanaan FGD dipimpin oleh Ketua Penelitian sekaligus Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UNS, Dr. Lv Ratna Devi Sakuntalawati, M.Si. Dr. Ratna menjelaskan bahwa service blueprint merupakan penggambaran desain layanan secara menyeluruh di desa wisata.

“Selama ini Desa Pilang banyak dikunjungi oleh kalangan pelajar, mahasiswa, dan umum. Akan tetapi, kunjungan wisata di Desa Pilang, belum pernah dilakukan evaluasi alur layanan maupun penanganan karakter layanan yang dianggap rawan gagal. Padahal perluasan segment untuk magang dan pelatihan sedang dalam perencanaan. Pembuatan skema service blueprint menjadi inovasi yang menjawab permasalahan dalam pelayanan wisata,” ujar Dr. Ratna.

Kemudian Anggota Penelitian pertama sekaligus Ketua PPKwu LPPM UNS dan Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS, Susantiningrum, S.Pd., S.E., M.A.B. menyampaikan bahwasanya selama FGD penyampaian materi diawali dari penjelasan pada setiap bagian-bagian dalam alur service blueprint yang terdiri dari bukti fisik, tindakan pelanggan, pengelola tempat wisata (administrator dan instruktur), aktivitas pemilik rumah produksi, dan proses dukungan.

“Pada setiap bagian-bagian ini turut dijabarkan pula rentetan aktivitas yang dilakukan antara pelanggan dengan penyedia jasa wisata serta sarana yang diperlukan dalam menunjang aktivitas wisata,” ungkap Susantiningrum, S.Pd., S.E., M.A.B.

Sementara Anggota Penelitian kedua sekaligus Dosen FKIP UNS, Nur Rahmi Akbarini, S.Pd., M.Pd. turut senang karena kegiatan FGD berjalan atraktif, konstruktif, dan komunikatif.

Kemudian Anggota penelitian ketiga sekaligus Dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) UNS, Dyah Yuni Kurniawati, S.Sn., M.Sn., menerangkan bahwa hasil akhir dari pelaksanaan FGD ini didapati bahwa diperlukan adanya pembagian skema service blueprint berdasar segment yang dituju.

“Hal ini dikarenakan pada setiap segment mendapati perlakuan serta kebutuhan yang berbeda, sehingga alur pelayanan perlu dipisahkan. Pembuatan skema service blueprint akan dijadikan acuan oleh penyelenggara jasa wisata di Desa Pilang dalam melayani pengunjung yang akan berwisata,” tutur Dyah Yuni Kurniawati, S.Sn., M.Sn.

Adapun Ketua BUMDes Pilang Berdikari, Sutomo juga memaparkan materi tentang permasalahan pelayanan wisata. Sebagaimana yang diungkapkannya, permasalahan yang dihadapi adalah tidak terstrukturnya pembagian peran antar penyedia jasa wisata, yaitu pemilik rumah produksi, UMKM, dan BUMDes.

“Pada skema alur pelayanan juga turut dijelaskan hal-hal yang dapat dikategorikan sebagai titik rawan gagal, yaitu aktivitas dalam kegiatan wisata yang berpotensi tidak dapat dilakukan, dimana pelaksanaannya menyesuaikan kondisi dan situasi di lapangan. Adapun hasil identifikasi titik rawan gagal yang didapatkan dari hasil FGD antara lain penjemuran kain hasil pewarnaan, pembelian souvenir di booth pendhapa, makan siang, dan perjamuan akhir dengan closing drink diikuti penyampaian kesan dan pesan sebelum meninggalkan Desa Pilang,” tutup Sutomo. Humas UNS

Reporter: Lina Khoirun Nisa
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content