Wakil Rektor Riset dan Inovasi Berikan Arahan Terkait IKU dalam Rapat Kerja LPPM UNS

UNS — Wakil Rektor Riset dan Inovasi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Prof. Dr. Kuncoro Diharjo, S.T., M.T., memberikan arahan kinerja yang mengacu pada Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dalam bidang riset dan inovasi. Arahan tersebut disampaikan Prof. Kuncoro dihadapan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNS, Prof.  Okid Parama Astirin dalam rapat kerja LPPM UNS. Agenda rapat kerja yang dilaksanakan pada Rabu (2/6/2021), membahas mengenai Evaluasi Kinerja Tahun 2020 dan Pengembangan Program Unggulan LPPM UNS Tahun 2021.

Prof. Kuncoro menuturkan bahwa IKU PTN, terutama pada indikator kelima, menjadi dasar bagi LPPM dalam bekerja. Dalam kriteria luaran ilmiah yang terindeks global, UNS didorong terus membuat luaran ilmiah terindeks global yang terdaftar di Sinta. Langkah tepat seperti pendataan kepemilikan akun Sinta dapat mengoptimalisasi luaran ilmiah yang terdaftar disana. Adapun hasil penelitian dosen yang berupa studi kasus dapat digunakan sebagai materi ajar di program studi.

“Ini menjadi tugas kita. Karena itu menjadi salah satu tolok ukur kinerja UNS, khususnya di bidang riset dan inovasi, khususnya LPPM UNS,” tutur Prof. Kuncoro.

Prof. Kuncoro menjelaskan poin kedua mengenai output luaran yakni publikasi yang terindeks di pengindeks global khususnya yang paling bagus adalah Scopus. Berdasarkan penuturannya, UNS akan mengadakan pemantauan dan pemeringkatan lokal per periodik waktu. Prof. Kuncoro mengharapkan adanya sinergi di dalam LPPM UNS dalam mengontrol pencapaian yang diharapkan. Poin berikutnya mengenai konferensi akademik yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi luar negeri, komunitas akademik internasional, maupun organisasi internasional dengan topik yang sesuai dan telah dilaksanakan secara rutin.

Dalam bahasan kriteria media nasional dan internasional sebagai diseminasi luaran ilmiah, Prof. Kuncoro mengabarkan bahwa UNS tengah dalam proses pengembangan media cetak maupun daring berskala nasional yang bereputasi, menerbitkan artikel ilmiah populer, dan memiliki proses editorial. Dari jurnal ilmiah yang terbit nantinya diharapkan dapat dipakai sebagai rujukan atau referensi di publikasi ilmiah lainnya.

“Dari yang belum ke Sinta, (bisa) ke Sinta. Kemudian yang ke Sinta kita dorong terindeks di pengindeks globa. Nanti bisa ke reputasi Internasional,” terang Prof. Kuncoro.

Adapun dalam rapat ini membahas mengenai kriteria penghargaan internasional, pengakuan asosiasi, dan paten nasional untuk karya terapan. Prof. Kuncoro sangat mendukung upaya dalam meraih penghargaan internasional untuk karya terapan, baik invensi maupun inovasi.

Bidang seni dan sastra pun mendapat sorotan dimana Prof. Kuncoro mendorong adanya karya seni yang lolos proses kurasi oleh kurator profesional yang memiliki jejak rekam baik di bidang seni rupa dan desain. Hal ini menjadi peluang potensial dimana produk penelitian berbasis karya seni dapat memiliki kesempatan yang setara dengan penelitian lain. Pada bidang karya sastra, setiap karya diharapkan dapat ditinjau secara substansial oleh kritikus maupun penulis sastra/akademik dan diterbitkan di media nasional maupun internasional bereputasi baik.

Sinergi bersama antar pusat studi diharapkan dapat terus terjalin dalam lingkup LPPM UNS. Sinergi yang baik tentu diharapkan juga menjadi jalan bagi LPPM UNS menjadi lebih produktif. Hal ini menjadi bentuk respon atas evaluasi serta merubah paradigma kinerja dalam bidang riset dan inovasi.

“Saya mendorong bapak ibu (yang berada di) pusat studi mari kita ciptakan riset-riset yang kreatif,” tutur Prof. Kuncoro.

Ketua LPPM UNS, Prof. Dr. Okid Parama Astirin, M.Si., menambahkan, pandemi Covid-19 menjadi salah satu faktor penghambat kegiatan luring yang telah direncanakan oleh LPPM UNS. Adanya pandemi juga berdampak pada pemangkasan anggaran yang cukup signifikan.  Adaptasi terhadap kegiatan masing-masing pusat studi baru dapat bergerak aktif pada Juli 2020. Hal ini menjadi apresiasi tersendiri melihat di tengah pandemi, pencapaian LPPM UNS tidak menurun secara drastis.

“Ternyata, meskipun dana banyak sekali diturunkan tetapi prestasi yang dihasilkan tidak menurun secara drastis,” tutur Prof. Okid

Perubahan status UNS menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) juga membuat perubahan sistem di dalam universitas. Perubahan yang signifikan tentu dirasakan oleh semua pihak sehingga perlu untuk menyikapi secara bijak dalam perubahan ini.

Menyikapi evaluasi kinerja tahun 2020 ini, Prof. Okid telah menyusun Rencana Strategis (Renstra). Mengingat bahwa masih ada kemungkinan perbaikan pada Renstra ini, Prof. Okid mempersilahkan pemberian koreksi guna menjadikan Renstra ini lebih baik lagi. Semangat kinerja yang tinggi sekalipun di tengah pandemi menjadi salah satu hal yang diharapkan terus dapat dimiliki setiap anggota LPPM UNS. Humas UNS

Reporter: Rangga Pangestu Adji
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content