Buah Manis dari Ketekunan, Usaha Rintisan Civil Arch Milik Mahasiswa UNS Raup Pendanaan Ratusan Juta Rupiah

Buah Manis dari Ketekunan, Usaha Rintisan Civil Arch Milik Mahasiswa UNS Raup Pendanaan Ratusan Juta Rupiah

UNS — Kini mengembangkan usaha rintisan atau yang populer dengan istilah start up, semakin digandrungi oleh anak muda, termasuk mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Muhammad Rafi Prasetyo, mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Sipil angkatan 2017 mengembangkan sebuah usaha rintisan bernama Civil Arch.

Pria yang gemar membaca buku ini, mengembangkan usaha rintisan di bidang marketplace untuk mempertemukan pemilik proyek dengan para profesional arsitek di Indonesia. Selain itu, Civil Arch juga menyediakan kebutuhan para klien di bidang perabot rumah tangga.

Pada awalnya, Rafi tertarik untuk mengembangkan Civil Arch untuk memulai bisnis konsultan arsitek dan civil engineering. Pada bulan April 2021, terbentuklah Civil Arch. Lalu, ketika UNS mengadakan acara UNS Innovation Hub Semesta, Rafi bersama beberapa temannya, ikut serta dalam ajang tersebut. Anggota yang ia miliki berasal dari latar belakang yang berbeda seperti dari teknik, developer, dan manajemen bisnis.

Civil Arch berdiri atas keresahan Rafi mengenai masalah yang ada di masyarakat.

“Kita coba menggali di masyarakat ada masalah apa. Di dunia arsitektur dari sisi project owner, biasanya sulit mencari arsitek. Berdasarkan riset kami, 50% masyarakat masih merasa bingung kalau mencari jasa desain rumah ke mana. Umumnya, mereka akan nanya relasi, sisanya mereka akan mencari di internet atau media sosial. Dari sisi arsitek, mereka sulit mencari klien,” ujar Rafi kepada tim uns.ac.id, Sabtu (29/1/2022).

Dalam membangun Civil Arch, Rafi mengaku bahwa hal tersulit yang ia temui adalah ketika mengembangkan ide. Lalu, di situ, harus ada permasalahan yang diselesaikan. Dari ide dan masalah yang ada, Rafi dan teman-temannya harus berpikir kreatif guna mengembangkan ide yang telah ditemukan.

Konteks Civil Arch adalah marketplace. Terdapat tantangan yang harus dihadapi Rafi, hal ini adalah bagaimana agar pengguna Civil Arch tidak lari dari platform tersebut. Maka, Rafi dan teman-temannya membuat mekanisme yang detail guna mengatasi permasalahan tersebut. Lebih lanjut, Rafi mengaku bahwa hal yang paling penting adalah validasi ide.

“Hal yang paling penting adalah validasi ide. Sebenarnya ide kita yang di awal, bener-bener problem nggak sih, kita menggunakan user research. Kita bikin list pertanyaan dan kita lempar target user ke kita. Dulu juga nyebar Google Form dan ke lapangan langsung untuk nanya-nanya,” kata Rafi.

Perjalanan Civil Arch pun berbuah manis ketika mendapatkan dua sumber modal kapital. Pertama, Civil Arch pernah mendapatkan pendanaan sebesar Rp. 20.000.000 dari UNS Innovation Hub. Selain itu, Civil Arch juga sukses menyabet pendanaan dari Achmad Zaky Foundation dengan nominal Rp 100.000.000. Hingga sekarang, pendanaan yang telah diperoleh kurang lebih sebesar Rp. 120.000.000.

Ketika turut serta dalam Achmad Zaky Foundation, Rafi dan timnya perlu mempersiapkan beberapa hal. Mereka harus melakukan pitching yang diulas langsung oleh direktur dari Achmad Zaky Foundation. Mereka juga diminta memecahkan suatu masalah untuk mendapatkan solusi terbaik. Berkat kerja keras yang Rafi dan teman-teman lakukan, Civil Arch berhasil menyisihkan ribuan peserta yang turut serta dalam pendanaan tersebut. Dari 3.000 peserta yang ada, hanya 30 usaha rintisan yang berhasil mendapatkan pendanaan, salah satunya adalah Civil Arch.

Selama bulan Agustus-Desember tahun 2021, Rafi dan teman-temannya dimentori oleh pihak Patamar Capital yakni perusahaan modal ventura tahap awal yang berinvestasi di perusahaan-perusahaan yang melayani pasar massal di Asia Selatan dan Tenggara. Rafi dan teman-temannya menjadi paham perbedaan usaha rintisan dengan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), strategi yang baik di bidang pemasaran, dan cara membangun budaya perusahaan yang baik.

Walau sempat mengaku tertekan selama proses mentoring, Rafi menyatakan bahwa ia menikmati proses tersebut. Ia dan teman-temannya dituntut untuk terus belajar dan membaca artikel-artikel berbahasa Inggris. Saat masa mentoring pula, Rafi dan timnya, diberi dana sebesar Rp. 5.000.000 untuk minimum viable product. Setelah itu, pada Kamis (16/12/2021) lalu, mereka melakukan pitching yang berbuah manis karena berhasil mendapatkan pendanaan dari Achmad Zaky Foundation.

Kini Civil Ach menyasar para pemilik proyek dan arsitek. Mereka berusaha mempertemukan kedua pihak tersebut pada platform Civil Arch. Pemilik proyek sendiri terdiri dari keluarga baru, pengusaha, UMK, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan pemerintah. Pada ranah arsitek, mereka menggandeng para profesional bahkan yang baru saja lulus dari jenjang sarjana.

Pencapaian Rafi, tentu tak lepas dari prinsip hidup yang ia pegang selama ini. Baginya, hidup adalah tentang kebermanfaatan.

“Hidup ini singkat banget ya dan nggak kerasa, dan kita punya jatah waktu sama yaitu 24 jam per hari, tinggal gimana kita memanfaatkannya. Jangan sampai kita menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak memberikan kebermanfaatan karena setiap tindakan di dunia pasti dipertanggungjawabkan. Semoga kehadiran kita bisa memberikan manfaat,” pungkas Rafi. Humas UNS

Reporter: Zalfaa Azalia Pursita
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content