FEB UNS Gelar Seminar Empower Women Empower Nation

UNS – Ketika kita mengedukasi seorang wanita maka kita sedang mengedukasi sebuah bangsa. Ketika kita memberdayakan wanita kita memberdayakan sebuah bangsa. Peran perempuan menjadi amat bermakna apabila diterapkan dengan sebaik-baiknya. Semangat memberikan dukungan kepada sesama perempuan sangat terasa di Aula Gedung 3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Pada hari Kamis (27/02/2020) FEB menyelenggarakan seminar bertajuk Empower Women, Empower Nation.
Didukung ole Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Women Movement dan Gerakan Cinta Merah Putih Program Studi Magister Manajemen FEB UNS dan Pusat Studi Pengamalan Pancasila UNS Mengadakan seminar dengan narasumber Kristianti Puji Rahayu, S.E., MBA., Dra. Ningsih Hariyanto dan dimoderatori oleh Retno Tanding Suryandari, S.E., M.E., Ph.D. Masing-masing pembicara merupakan alumni dari UNS.

Dra. Ningsih Hariyanto selaku perwakilan dari Women Movement menceritakan pengalamannya selaku aktivis perempuan yang bergerak untuk memberikan dukungan kepada perempuan di tengah masyarakat. Presentasi perempuan di Indonesia pada tahun 2010 adalah 49,7%. Kondisi ini tentu merupakan sebuah peluang yang bisa dimaksimalkan. Apabila pemberdayaan terhadap perempuan mendapat dukungan maka mereka akan melahirkan generasi yang baik.

“Perempuan harus selesai dengan dirinya sendiri, karena jika tidak maka dirinya akan menyusahkan orang lain,” tutur Dra. Ningsih Hariyanto.

Stigma tentang perempuan yang ada dibeberapa daerah masih begitu kuat seperti, tugas perempuan hanyalah masak, manak, macak (memasak, melahirkan dan berdandan). Perempuan itu hanya konco wingking (teman dibelakang) yang memiliki makna peran perempuan sebatas mendukung seorang laki-laki. Kondisi ini tentu menghambat ruang gerak seorang perempuan. Dra. Ningsih Hariyanto memiliki komitmen untuk mulai merubah pola pikir demikian dan dimulai dengan membebaskan pikiran perempuan. Cara yang dilakukan adalah dengan memberikan dukungan dan meyakinkan perempuan bahwa mereka sangat berharga. Diakhir sesi, Dra. Ningsih Hariyanto mengajak peserta untuk menjawab pertanyaan seputar memahami diri.

Berikutnya giliran Kristianti Puji Rahayu, S.E., MBA., untuk berbagi pengalaman dan perspektif tentang perempuan. Cukup banyak perempuan yang telah memiliki pilihan hidup sendiri dan lebih fokus untuk terus bergerak. Namun perlu dipahami juga peran perempuan sebagai manusia dan bisa memposisikan diri dengan baik, misal ketika menjadi seorang istri, ibu dan bos di kantor. Tentu ketiga peran tersebut memiliki tugas yang berbeda, sehingga perlu dipahami untuk bisa berjalan dengan baik.
“Penting bagi kita untuk memiliki AQ atau advertisy quotient, sebuah konsep ketahanan individu dalam menghadapi berbagai kesulitan di berbagai aspek kehidupannya. Kalau tidak bisa mengubah kesedihan jadi kesempatan, finish, selesai,” kata Kristianti Puji Rahayu, S.E., MBA.,

Perempuan perlu memiliki suatu kemampuan yang bisa diaplikasikan dikehidupan mereka. Selain itu juga perlu saling mendukung satu perempuan dengan perempuan lainnya. Memberdayakan diri dan sesama untuk bisa memberikan kontribusi yang baik di kehidupan. Seperti hal sederhana yaitu tentang pengelolaan keuangan. Sebagai seorang perempuan yang belajar tentang ekonomi Kristianti Puji Rahayu, S.E., MBA., memiliki keinginan untuk memberikan kontribusi kepada perempuan. Salah satu caranya adalah dengan berbagi ilmu bagaimana cara mengatur keuangan keluarga. Karena menurutnya perekonomian keluarga itu penting, sehingga jika seorang perempuan bisa mengatur keuangan keluarga maka itu akan mencegah terjadinya permasalahan dalam keluarga tersebut. Agenda ini bisa diwujudkan oleh mahasiswa dengan memberikan sosialisasi atau praktik langsung dengan ibu-ibu di lingkungan masyarakat melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Humas/Ratri

Skip to content